(Foto: Billboard)
(Foto: Billboard)

Perjalanan Black Sabbath Berakhir

Agustinus Shindu Alpito • 06 Februari 2017 10:25

medcom.id, London: Grup rock legendaris asal Inggris, Black Sabbath, menutup perjalanan mereka dengan sebuah konser di Birmingham, kampung halaman mereka. Konser terakhir Black Sabbath itu digelar pada 4 Februari 2017.

Dalam konser itu, Black Sabbath membawakan 15 lagu. Singel Paranoid dijadikan lagu penutup konser. Mereka juga membawakan hit War Pigs, Iron Man, dan Children of the Gave.

Pada November 2016, Ozzy Osbourne mengatakan akan terus bermusik meski tanpa Black Sabbath. “Bukan saya yang menginginkan pensiun, tetapi Black Sabbath. Saya akan meneruskan perjalanan musik saya. Istri saya seorang penasehat yang baik, tetapi saya tidak akan gantung sepatu untuk saat ini,” kata Osbourne, dalam wawancara dengan Ultimate Classic Rock.

Sepanjang kariernya, Black Sabbath sudah melahirkan 19 album studio. Album terakhir yang mereka rilis berjudul 13, diluncurkan pada 2013.

Pada Januari 2017, Black Sabbath kehilangan mantan keyboardist mereka, Geoff Nicholls, akibat kanker. Kepergian Nicholls menjadi duka di penghujung perjalanan grup yang berdiri sejak 1968 itu. 

Dalam wawancara dengan Birmingham Mail, pada 2015, gitaris Tony Iommi megakui bahwa dirinya tidak sanggup jika harus meneruskan kiprah Black Sabbath, mengingat kondisi tubuhnya yang semakin lemah,

“Saya tidak bisa melakukan (tur dan kesibukan bermusik) lagi. Tubuh saya tidak bisa melakukannya lebih lagi,” kata Iommi.

Pada 2012, Iommi didiagnosa terkena lymphoma. Dalam wawancara yang sama, Iommi juga mengatakan bahwa meski Black Sabbath melakukan perjalanan dengan fasilitas bintang lima, tetap saja tubuh mereka harus bekerja ekstra melawan kelelahan. Hal itu yang tidak bisa dikompromi oleh Iommi.

Iommi, bersama vokalis Ozzy Osbourne, bassist Geezer Butler, dan drummer Bill Ward, adalah tonggak awal Black Sabbath. Dalam perjalanannya, grup yang mereka bentuk bertransformasi menjadi salah satu grup rock terbesar yang pernah ada, juga memberi pengaruh terhadap sejarah industri musik dan perjalanan musik rock itu sendiri.

Tur “pamitan” Black Sabbath telah dimulai pada Januari 2016 dan digelar di 81 titik di berbagai belahan dunia. Birmingham dipilih menjadi titik terakhir rangkaian konser “pamitan” itu karena menyimpan banyak kenangan atas Black Sabbath. “Saya ingat bermain di pub Crown di Birmingham dan berpikir, ‘Sangat menyenangkan seperti ini bertahun-tahun ke depan, minum beberapa gelas bir dan bermain musik,” ujar Osbourne kepada BBC, sebelum Black Sabbath naik panggung untuk terakhir kali.

Black Sabbath tinggal cerita, namun musik yang mereka wariskan tidak akan pernah mati.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan