Jennie mengungkap bahwa pada usia 10 tahun, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Selandia Baru sebagai bagian dari program studi awal di luar negeri. Namun, di usia 14 tahun, ia membuat keputusan tak terduga, bukannya meneruskan studinya ke Amerika Serikat, Jennie justru memilih kembali ke Korea.
Keputusan ini membawanya ke dunia musik, di mana ia kemudian bergabung sebagai trainee di YG Entertainment selama enam tahun sebelum debut bersama BLACKPINK pada usia 21 tahun.
Menjadi trainee di agensi besar bukanlah perjalanan yang mudah. Jennie mengenang masa-masa penuh tantangan selama enam tahun menjalani pelatihan intensif.
| baca juga: Jennie BLACKPINK Sindir Haters Lewat Lagu Like JENNIE, Ini Lirik dan Maknanya |
Ia menyebut periode itu sebagai salah satu fase terberat dalam hidupnya, masa yang penuh tekanan, tetapi juga yang membentuknya menjadi artis yang tangguh dan berdedikasi seperti sekarang.
“Evaluasinya sangat kejam. Setiap putaran evaluasi berarti melihat teman-temanku pergi satu per satu. Di usia yang masih begitu muda, rasanya sulit untuk menerima kenyataan itu,” ungkap Jennie.
Ia juga mengungkap betapa kerasnya persaingan di dunia trainee. “Saat masih kecil, seharusnya kita bisa memberi dan menerima banyak cinta. Tapi di dunia trainee, semuanya tentang kompetisi. Aku merasa terjebak dalam pola pikir di mana aku hanya melihat orang lain sebagai saingan karena begitu fokus untuk debut," kenangnya.
Namun, di balik tekanan dan kehilangan, Jennie tetap berpegang teguh pada mimpinya untuk debut sebagai idol.
“Sungguh menyakitkan melihat sahabat-sahabat karibku pergi, tapi aku harus menghapus air mataku dan terus maju. Aku bertekad untuk debut, apa pun yang terjadi. Bukan karena aku merasa sangat berbakat, tapi karena aku percaya bahwa ini adalah satu-satunya jalanku,” ungkap Jennie.
Kini, setelah meninggalkan YG Entertainment dan memulai babak baru bersama OA Entertainment (ODDATELIER), Jennie semakin mantap melangkah di jalur solonya.
Pada tanggal 7 Maret kemarin, ia resmi merilis album penuh pertamanya, Ruby, dan merayakannya dengan konser solo bertajuk The Ruby Experience di Los Angeles, New York, dan Seoul.
Tapi, penampilan perdananya di LA langsung bikin heboh. Kostum panggungnya saat konser yang dianggap terlalu terbuka memicu perdebatan di kalangan penggemar dan netizen.
Meski begitu, Jennie tetap maju tanpa ragu. Terlepas dari kontroversi, ia terus tampil percaya diri dan menunjukkan bahwa dirinya bukan sekadar idol, melainkan seorang seniman yang berani berekspresi dan terus berkembang.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
