"Bagus karena memang sekarang zaman sudah seperti itu. Sangat naif musisi seorang musisi dan industri musik masih berpikir konservatif atau kolot bahwa kalau bikin karya harus ada CD," kata Armand saat berbincang dengan Metrotvnews, Rabu (30/3/2016) malam.
Bagi Armand, Kehadiran layanan musik digital tak lagi terelakan setelah penjualan fisik tak lagi diminati dan digerus oleh pembajakan. Karya musisi pun tersebar lebih luas lagi dalam berbagai medium.
"Sekarang itu sudah zamannya streaming. Semua memang sudah berubah total. Sekarang jadi lebar lagi," tambahnya.
Di Indonesia, Spotify menawarkan layanan dengan harga Rp49.990 per bulan dan sejumlah paket lain. Diakui Arman, jumlah royalti yang diraih musisi terbilang kecil. Namun, pendapatan itu dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan pembajakan di mana musisi justru mengalami kerugian.
"Memang royaltinya kecil banget. Cuma daripada dibajak. Mendingan ini," katanya.
Beberapa tahun lalu, sejumlah musisi dunia seperti Taylor Swift dan yang lainnya mencabut musiknya dari layanan ini karena royalti yang didapat terbilang kecil. Armand pun tak memungkiri, industri musik Tanah Air tertinggal karena kehadiran Spotify baru bisa dirasakan di Indonesia hari ini.
"Tapi inilah masa depan musik. Kalau industri musik indie kita sudah lebih cepat. Tapi kalau industri major harus diakui memang rada ketinggalan," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
