Saat sesi wawancara di Podcast Shindu's Scoop, Dipha menceritakan bahwa di tahun 2020 sebelum pandemi Covid-19, ia sempat melakukan proses rekaman album penuh berisi 23 trek lagu di Los Angeles, Amerika Serikat bersama label terkenal Ultra Records.
"Gue rencananya album tuh (berisikan) 10 lagu, tapi gue buat lagu tuh di situ 23 trek lagu. Karena selama di situ gue mikirnya kayak, oke gua buat lagu aja terus," ungkap Dipha.
Dipha Barus melakukan proses penggarapan album tersebut selama 2 bulan di Los Angeles, ditemani oleh sang istri tercinta yang senantiasa menemani dan memberikan dukungan penuh kepadanya.
"Hampir 2 bulan gue di sana (Los Angeles). Waktu itu gue ditemenin istri, jadi kayak setiap momen bangun tidur, istri masakin gue buat temen laptop," lanjut Dipha.
Sayangnya, tidak semua rencana berjalan mulus. Dipha harus menerima kenyataan pahit, merelakan hasil kerja kerasnya selama dua bulan yang berisi 23 trek lagu dan karya kolaborasi dengan musisi internasional, lantaran file digitalnya mengalami kerusakan atau corrupt.
Tidak ada satupun file lagu yang bisa diselamatkan saat itu. Yang tersisa hanyalah ingatannya dan beberapa file voice note yang masih ia simpan.
"Nggak ada yang bisa gue selamatkan. Yang bisa gue selamatkan cuman yang ada di ingatan gue. Jadi misalnya kayak, core tracknya begini, lagu temanya kayak gini. Hampir 70% ide awal gue tuh gue rekam dari voice note," terang Dipha.
Bagi Dipha, kejadian tersebut merupakan salah satu pengalaman yang sangat menyakitkan dalam perjalanan karier musiknya. Meskipun terasa berat, akhirnya ia memilih untuk mengikhlaskan kejadian tersebut.
"Menyakitkan karena udah take dengan mulitiple collaborators. Jadi gue mikirnya yaudah lah," tutup Dipha Barus.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
