"Saya ingat ketika saya pertama kali datang, ada perdebatan besar tentang mengubah nama belakang saya. Mereka berpikir nama saya terlalu panjang, terlalu rumit dan terlalu etnik," kata Christina Aguilera dalam wawancara Billboard, dikutip Minggu 28 Juni 2020.
Christina Aguilera mengatakan, manajemen profesional yang menaunginya kala itu juga menganggap Aguilera kurang pas menjadi nama panggung. Sebab itu beberapa nama kemudian disematkan untuknya.
"Kemudian dipilih Christina Agee. Tapi saya sangat menentang ide itu, dan saya ingin mewakili siapa saya sebenarnya. Menjadi Latina, itu adalah bagian dari warisan saya dan siapa saya," tegas Christina Aguilera.
Penyanyi 39 tahun itu melanjutkan, persoalan mengganti nama belakang rupanya bukan satu kali dirasakannya. Dia pernah diminta mengganti nama tersebut ketika masih kecil. Namun lagi-lagi dia menentangnya.
"Ketika kecil saya diminta secara resmi mengubah nama saya menjadi sama dengan nana ayah tiriku, agar bisa diadopsi secara hukum. Dan saya sekali lagi mati-matian menentangnya. Saya telah berjuang mempertahankan nama belakangku seumur hidup saya," papar dia.
Dalam wawancara tersebut, Christina Aguilera mengaku cukup bangga ketika dirinya dipersilakan memasukkan unsur Latin ke dalam lagunya berjudul Genie in a Bottle dan Come On Over (All I Want Is You). Lagu itu termaktub dalam album berbahasa Spanyol bertajuk Mi Reflejo.
“Saya sangat bersemangat membawa lagu-lagu ini. Semuanya terdengar lebih baik dalam bahasa Spanyol," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News