Melalui unggahan terbaru di akun Instagram pribadinya, Pasha yang kini juga menjabat sebagai anggota DPR RI menyoroti mengenai dampak wacana direct licensing yang digaungkan oleh Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI).
"Hubungan yang tadinya penuh dengan rasa persaudaraan antara penyanyi, grup vokal, band, dan pencipta lagu semakin kusut dan tidak sehat," tulis Pasha di Instagram pada Senin malam, 9 Juni 2025.
Vokalis band Ungu itu juga turut mempertanyakan sikap pasif dari pihak label rekaman yang hingga saat ini belum memutuskan angkat suara dalam menyikapi polemik terkait
"Kenapa label rekaman tidak ada yang angkat bicara?" tanya Pasha.
| baca juga: |
Ia menegaskan bahwa dalam praktiknya, kesepakatan soal penggunaan lagu sebenarnya dilakukan antara pencipta lagu dan label rekaman, bukan langsung dengan penyanyi atau band yang membawakannya.
"Terlepas soal regulasi atau aturan, setidaknya label rekaman bisa hadir untuk menjadi penengah dan memberi penjelasan antara dua bersaudara yang sedang berseteru. Karena kontrak atau kesepakatan atas hak penggunaan lagu dibentuk oleh label rekaman dan pencipta lagu, bukan penyanyi atau grup band yang membawakannya," jelasnya.
Polemik seputar direct licensing ini memang menjadi topik panas di kalangan musisi di tanah air saat ini.
Di satu sisi, ada keinginan dari para komposer dan pencipta lagu untuk memiliki kendali penuh atas karya mereka dan pengelolaan royaltinya.
Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa sistem ini justru memperlebar jarak antara pencipta dan pelaku pertunjukan (penyanyi atau band), yang selama ini menjalin hubungan kolaboratif dan saling membutuhkan antara satu sama lain.
Pernyataan dari Pasha Ungu ini menambah daftar panjang musisi yang mulai angkat suara, setelah Rhoma Irama, serta sederet musisi atau penyanyi yang tergabung dalam kubu Vibrasi Suara Indonesia (VISI) yang diketuai oleh Armand Maulana (vokalis GIGI) dan diwakili oleh Ariel (vokalis NOAH).
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
