Flava Effect (Foto: via demajors)
Flava Effect (Foto: via demajors)

Grup Hip Hop Flava Effect Rilis Album Debut, Rekam Kehidupan Kelas Pekerja Surabaya

Medcom • 01 November 2021 12:07
Jakarta: Kota Surabaya memiliki sejarah panjang dengan komunitas masyarakat dari Indonesia Timur. Sebagai gerbang ke ‘pusat aksi’ – Pulau Jawa – segala bentuk gesekan yang menjadi bagian proses asimilasi mereka di kota terbesar kedua di Indonesia itu memiliki jejak hasil seni budaya yang menarik, utamanya dalam musik populer. Dari masa ke masa Surabaya seperti menjadi kawah candradimuka bagi banyak talenta berdarah Indonesia Timur. Dari mulai Tielman Brothers hingga kini dalam wujud aksi hip hop bernama Flava Effect.
 
Setelah merilis singel pembuka berjudul “Batu” di bulan Agustus lalu, Flava Effect kembali dengan  menghadirkan album penuh perdana bertajuk Maniac. Album tersebut, yang juga merupakan hasil lanjutan kerja sama antara demajors dengan Pasukan Records, dirilis dalam format compact disc (CD) dan digital pada tanggal 29 Oktober 2021.
 
Maniac berisikan 10 trek agresif yang mengekspresikan kerasnya kehidupan kelas pekerja kota  besar dalam tradisi hip hop yang kental. Menggaungkan kembali gaya boom bap yang begitu  populer di era keemasan hip hop, akhir ’80-an hingga awal ’90-an. 

“Itu sebuah album tentang hip hop menurut idealisme Flava Effect. Hip hop sebagai kehidupan  yang dijalani dan rap sebagai langkahnya,” jelas Shan Fateh tentang Maniac.
 
“Maniac diartikan secara harafiah sebagai seorang maniak, seorang gila, dan secara metafora  sebagai maniak musik hip hop. Like a maniac, we’re hip hop maniac,” tambah Iron G menjelaskan  gagasan di balik judul album.
 
Dalam proses penggarapan materi album, Flava Effect dibantu oleh beberapa pesohor hip hop 
seperti Sonjah, Soundstarz, Lazy Beat, Uncle T, Brampi, dan Anofa. Dikerjakan di kota Surabaya 
dan membutuhkan waktu cukup lama untuk selesai, dengan proses penyesuaian penyatuan 
nyawa dan karakter tiap pribadi yang terlibat, utamanya keempat rapper, yang masing-masing 
memiliki karakter kuat dan keras.
 
Flava Effect juga memperkenalkan singel pertama untuk album yang berjudul “Pagi”. Bercerita 
tentang awal dari rutinitas, dengan segala problematika yang menanti, hingga pagi kembali 
menjelang. Dalam waktu dekat singel “Pagi" juga akan tampil dalam bentuk video musik yang 
digarap oleh seorang sineas asal kota Surabaya. 
 
Flava Effect adalah sebuah kelompok hip hop asal Surabaya yang beranggotakan Shan Fateh, Eja, Kya Butto, dan Iron-G. Mereka terbentuk dari pergerakan para ‘rakat’ (perantau asal Indonesia Timur) di kancah hip hop Surabaya. Berawal dari sebuah kelompok bernama Family in Journey yang kemudian terpecah menjadi beberapa grup, di antaranya adalah MukaRakat dan Flava Effect. Dibentuk pada tahun 2016, Flava Effect tumbuh dengan pengaruh kuat warna musik dan rima dari aksi-aksi seperti Blabbermouf, Black Sheep, dan Lords of the Underground.

Profil Personel Flava Effect

1. Faisal Burhan, nickname: Shan Fateh.

Selain bermusik dia juga seorang desainer grafis yang bergerak di bisnis garmen. Gaya dan selera rap-nya dipengaruhi oleh 50 Cent, Nas, dan Nipsey Hussle. Ia telah merilis beberapa singel, di antaranya “Social Treatment” (2018), “Lowkey (feat. Jaybag)” (2018), “Time” (2020), “Baik” (2020), “Grind” (2021), dan “Makan-Makan” (2021).

2. Marselinus Kia Buto, nickname: Kya Butto

Asli dari Larantuka, kelahiran 22 November 1993, dan berprofesi sebagai seorang apoteker. 
Dipengaruhi oleh Wu-Tang Clan, Cypress Hill, House of Pain, serta Naughty by Nature. Ia juga 
seorang solois yang telah merilis beberapa singel, di antaranya “For Life” (2016), “Lase (feat. Iron 
G)” (2017) dan “Bodo Amat” (2020).

3. Reza Firmansyah, nicname: Eja

Satu-satunya personil Flava Effect yang bukan Rakat. Lahir di Surabaya, 26 Juli 1990, ia adalah 
seorang wiraswastawan yang juga seorang freestyler bola basket profesional dengan berbagai 
prestasi. Memiliki tag line ‘hidup sepenuhnya hidup’. Mengaku dipengaruhi oleh Bone Thugs-nHarmony, J-Cool, Saga, serta Wu-Tang Clan. Karya-karya solonya seperti singel “Dear Hip Hop” (2019), “Jejak Mimpi (feat. Sunny Chill)” (2018), “Nobody But You” (2020), “Aku Dan Semesta (feat. Sonjah)” (2020), serta album penuh bertitel Aku Dan Semesta (2020). 

4. Iron Elianus Liu, nickname Iron G

Lahir di Kupang, 1 Oktober 1993. Pekerja administrasi lapangan yang juga seorang aktivis sosial 
di bidang pendidikan untuk masyarakat NTT dengan gerakan donasi bukunya. Dipengaruhi oleh 
karya-karya dari OutKast, The Notorious B.I.G., Nas, Cormega, J. Cole, K Dot, dan Redman. 
Memiliki karya bersama Family in Journey “Anthem” (2012), juga karya-karya solo seperti singel 
“All Ma Mind” (2016), “Used To” (2019), dan “Sunday” (2021). Iron G juga terlibat dalam karya-karya kolaborasi bersama Crufathersaid "Tadow" (2017), Kya Butto “Lase" (2017), Ravenman  "Fallin’" (2020), V.O.P. "Candu" (2020), serta Mister Personal "Rhyme Pound" rilisan East Garden  Music (Belanda).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan