"Untuk mengelola musik di Ambon ada kantornya profesional. Didanai. Ada manajer, ada pegawai yang khusus mengelola musik," ungkapnya di Jakarta.
25 rencana kerja tersebut terbagi menjadi lima pilar ekspansi kota musik dunia antara lain musisi dan komunitas lokal, infrastruktur, industri dan pendidikan musik, serta nilai-nilai sosial budaya setempat.
Dia berharap melalui kesempatan ini bakat-bakat masyarakat Ambon bisa tereksplor dan bermanfaat di level lokal, nasional, maupun internasional.
"Saya berharap betul memperkenalkan Ambon di level nasional maupun internasional karena berkitan dengan ekonomi," ungkapnya.
Pemerintah kota Ambon telah mendeklarasikan sebagai Ambon kota musik pada pelaksanaan Ambon Jazz Music Festival 2011. Hal ini ditindaklanjuti oleh Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Bekraf) pada 2016 dengan meresmikan Ambon sebagai bagian dari kota musik dunia versi United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco).
Richard mengungkapkan bahwa jika semua berjalan dengan lancar maka Ambon akan jadi kota musik ke-30.
"Unesco secara diam-diam mengamati itu lalu Unesco melalui Bekraf mendorong. Mempesiapkan seluruh persyaratan dan diharapkan bulan Oktober dalam sidang pleno Unesco kita akan mempresentasi itu. Kalau sudah oke, Unesco akan menetapkan Ambon sebagai kota musik ke-30," jelasnya.
Selain Ambon, menurutnya Manado juga dalam usaha untuk menjadikan kotanya sebagai kota musik. "Di Indonesia Manado mulai. Manado mulai mendorong jadi kota musik. Saya pikir Medan juga," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News