Single ini sekaligus menjadi penanda kembalinya GIGI dengan warna musik yang lebih fresh, namun tetap setia pada identitas musikal mereka yang telah terbangun kuat selama lebih dari dua dekade. Sebagai pelengkap, "Menari-nari" juga hadir dalam bentuk video lirik bernuansa metropolitan dengan visual yang memberikan interpretasi artistik dari pesan lagu tersebut.
Rilisan terbaru ini lahir dari semangat Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Hendy Giyanto (drum) untuk terus relevan dan memberi warna baru di industri musik Tanah Air.
Melalui lagu ini, GIGI ingin menjangkau pendengar lintas generasi, baik para penggemar setia GIGI maupun generasi muda yang baru mengenal karya-karya mereka.
"Harapannya, lagu ini bisa menjadi jembatan antara lintas generasi dan memperkuat eksistensi GIGI di panggung musik Indonesia," ungkap GIGI dalam siaran pers yang diterima Medcom.id.
Selama ini dikenal sebagai band pop-rock yang kuat dan aransemen kompleks, GIGI kini mencoba mengeksplorasi pendekatan musikal yang lebih sederhana tanpa meninggalkan jati diri mereka. “Menari-nari” menjadi cerminan evolusi GIGI sebagai band yang terus tumbuh, namun tetap setia pada akarnya.
baca juga: Lirik dan Makna Istimewa di Balik Lagu Gigi '11 Januari' |
Tentang "Menari-nari"

Lewat single “Menari-nari”, GIGI tak sekadar menghadirkan warna musik yang lebih segar, tapi juga pesan emosional yang dalam. Lagu ini lahir dari pemikiran sederhana namun bermakna: bagaimana jika masa lalu yang menyakitkan tidak lagi dijauhi, tapi justru diajak menari bersama?
"Tak jarang, kita terjebak dalam siklus meratapi dan mengenang, menghadapi trauma yang sama berulang kali. Namun, ada cara yang lebih sehat dan indah untuk memaknainya. Bukan dengan melupakan atau menghindar, tapi menari bersama kenangan itu," tulis GIGI. Pesan ini pun menjadi inti dari lagu “Menari-nari”: menerima masa lalu sebagai bagian dari perjalanan, agar langkah ke depan terasa lebih ringan dan penuh harapan.
GIGI juga menekankan bahwa hidup tak menunggu kita benar-benar sembuh. Sebaliknya, mungkin cara terbaik adalah berdamai dan mengajak masa lalu, seburuk atau seindah apa pun itu, ikut menari.
"Daripada terus menghindar atau melawan, mungkin cara terbaik adalah menerimanya. Mengajak masa lalu itu, seburuk atau seindah apa pun, untuk ikut menari bersama kita. Bukan sebagai beban, tapi sebagai bagian dari langkah. Karena setiap langkah kita hari ini dibentuk oleh jejak kemarin," tambah mereka.
Proses kreatif lagu ini pun mengalami berbagai dinamika. Workshop awal dilakukan di kawasan Puncak, dengan aransemen yang semula lebih cepat dan nada yang berbeda. Seiring waktu, ritme lagu diperlambat dan disesuaikan agar terasa lebih seimbang. Part-part baru pun bermunculan, termasuk keinginan GIGI untuk menambahkan solo Hawaiian atau harmonika. Tapi akhirnya, diputuskan: "biarlah ini jadi lagu GIGI yang utuh berempat, apa adanya,".
Menariknya, solo gitar yang awalnya hanya direkam sebagai panduan sementara (guide) justru dipertahankan hingga tahap proses mixing terakhir. Keputusan ini pun mencerminkan filosofi yang sama dengan pesan lagu "Menari-nari": "Seperti masa lalu, kadang hal yang tak direncanakan justru paling layak untuk dibiarkan tinggal."
Bagi Sobat Medcom yang penasaran dengan karya terbaru dari GIGI, single "Menari-nari" kini sudah dapat kalian dengarkan di berbagai platform musik digital.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News