Jumpa pers pembukaan AKATARA 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 19 September 2019. (Foto: Medcom.id/Cecylia Rura)
Jumpa pers pembukaan AKATARA 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 19 September 2019. (Foto: Medcom.id/Cecylia Rura)

Ratusan Proyek Film Mendaftar di Akatara 2019

Cecylia Rura • 19 September 2019 17:40
Jakarta: Badan Ekonomi Kreatif (BEkraf) bekerja sama dengan Badan Perfilman Indonesia (BPI) kembali menggelar Akatara, wadah pertemuan pelaku kreatif dan para investor di bidang perfilman.
 
Akatara tahun ketiga kali ini digelar selama tiga hari pada 19-21 September 2019 di Hotel Sultan Jakarta. Jumlah pendaftar tahun ini diakui meningkat dari tahun-tahun sebelumnya sejak kali pertama digelar 2017.
 
"Jumlah pendaftar AKATARA di tahun 2019 ini mencapai 358 proyek baik produksi maupun non-produksi film. Jumlah ini terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya," Deputi II Akses Permodalan BEKraf, Fadjar Utomo di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis, 19 September 2019

Jumlah tersebut mendaftar melalui website resmi AKATARA, ditambah 147 melalui jalur AKATARA IP Market bekerja sama dengan Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) dan Komite Buku Nasional (KBN).
 
Dalam keterangan resmi, AKATARA tahun lalu hanya memilih 57 proposal. Tahun ini menghadirkan 61 proyek terfasilitasi dari 122 orang.
 
AKATARA juga memfasilitasi 48 proyek film dan non produksi film, 10 program berasal Laboratorium Olah Cerita dan Kisah (LOCK). Dari jumlah tersebut, terpilih 20 proyek film mempresentasikan di depan investor nasional dan internasional pada Kamis ini. 40 sumber pendanaan hadir selama pitching forum dan speed dating.
 
"AKATARA 2019 akan memfasilitasi 48 proyek produksi film dan non-produksi film dan 10 proyek dalam program LOCK," kata Fadjar.
 
Agung Sentausa, Direktur Akatara berharap pitching forum tahun ketiga ini sineas dapat mengembangkan kreativitas serta ikut memerhatikan bisnis periflman.
 
"Karena dengan bisnis lebih terukur ekosistemnya. Enggak cuma bikin satu atau dua, selesai. BIkin dua atau tiga terus bangkrut. Jadi harus dijaga sustainibility," kata Agung.
 
Untuk AKATARA tahun ini BEKraf dan BPI juga berkolaborasi dengan Komite Buku Nasional, Ideosource Entertainment, AINAKI, Katapel.id, MNC Animation, Bumilangit, Lifelike Pictures, Caravan Studio, CGV Indonesia, filmindonesia.or.id, Cinema Mall.
 
Ada pula dari BASE Entertainment, Indsikop, Infinite Studios, MAGMA Entertainment, GFS Indonesia, Wahana Kreator, Moxienotion, Rombak Media, CEO Kok Bisa Channel, Bukalapak, Indonesian Association for Game (AGI), dan beberapa asosiasi perfilman.
 
Pihak internasional yang terlibat antara lain VIU, The United Team of Art (TUTA), Open Doors Hub and Lab - Locarno Film Festival 2020, MPA, HOOQ Indonesia, Maxstream, Iflix, HBO Asia, Fremantle Australia, Dentsu One, Global Alliances Web TV Asia, dan Asia Pacific Media Forum (APMF).
 
Pihak internasional terlibat karena adanya Asia Content Business Summit (ACBS) 2019 oleh BEKraf tahun ini. Pihak internasional yang terlibat dalam ACBS adalah Salon Films (Hong Kong), Media and Content Industry Division (Jepang), Ministry of Economy, Trade and Industry (Jepang), dan SK Global (Amerika Serikat).
 
METI, TElefilm (Kanada), Tokyo Broadcasting System (Jepang), USC Film School (Amerika Serikat), Infinite Framework Studios, Digital Content Connection (Malaysia), Artifial Intelligence (Indonesia), Djarum Foundation, (RUS) Animation School Kudus, T&B Media Global Co. Ltd, (Thailand), TTL Entertainment (USA), Tokyo Enternational Film Festival (Jepang), dan Singapore Film Comission (SFC).
 
Mengulang tradisi tahun lalu, beberapa perwakilan Komite Film Daerah juga ikut serta mulai dari Siak, Bojonegoro, Banyuwangi, Banda Aceh, Medan, Padang, Palembang, Bandung, Bandung Barat, Sukabumi, Purbalingga, DI Yogyakarta, Banjarbaru, Singkawang, Palu, Ambon, Badung, Mataram, Kupang, Jayapura, dan Merauke.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan