Dalam sesi hearing dan sharing, Ify mengungkapkan bahwa salah satu lagu dalam album ini, "Semesta Menari," terinspirasi langsung dari musik era tersebut.
“Saat mendengar lagu-lagu dari era 2000-an, bahkan 90-an hingga 70-an, aku merasa sangat terhubung. Mungkin memang selera musikku cenderung ke arah yang tua-tua seperti itu,” ujar Ify di kawasan Jakarta Selatan.
Ia menambahkan, referensi dari genre soul vibe hingga band seperti Ten 2 Five menjadi landasan kuat dalam membangun karakter musiknya kali ini.
Ify juga menyebutkan bahwa album ini dibagi ke dalam tiga fase: senang, sedih, dan penerimaan. Lagu-lagu dalam fase senang, seperti "Semesta Menari," memiliki aransemen musik yang membawa nuansa nostalgia tersebut.
Proses kreatif ini pun melibatkan Ari Renaldi sebagai produser yang turut membantu mewujudkan ide-ide Ify ke dalam bahasa musik yang khas.
“Aku merasa nostalgic feeling ketika mendengar musik era 2000-an. Itu membawa flashback ke masa SMP dan SMA, momen-momen yang sangat manis,” tambahnya.
Tak heran, Menata menjadi album yang tidak hanya berisi musik tetapi juga cerita dan kenangan pribadi Ify yang dituangkan dalam bentuk nada dan lirik.
Selain itu, Ify juga mengeksplorasi cara baru dalam berkarya, termasuk dalam pembuatan video klip yang ia kerjakan dengan sederhana namun penuh kreativitas. Salah satu video klip "Roda-Roda," direkam hanya menggunakan ponsel, menggambarkan sisi spontan dan intim dari proyek ini.
Album Menata hadir sebagai pengingat bahwa musik bukan hanya tentang bunyi, tetapi juga tentang kenangan, perasaan, dan cerita. Dengan inspirasi dari musik era 2000-an yang kaya nuansa dan emosi, Ify Alyssa berhasil menghadirkan karya yang relevan sekaligus membawa kehangatan masa lalu kepada pendengar.
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
