Eks bassist Megadeth, David Ellefson (Foto:Instagram @davidellefsonbass)
Eks bassist Megadeth, David Ellefson (Foto:Instagram @davidellefsonbass)

Eks Bassist Megadeth Ungkap 4 Band Nu-Metal Favoritnya, Ada Idolamu?

Agustinus Shindu Alpito • 02 April 2025 15:56
Jakarta: Mantan bassis Megadeth, David Ellefson, baru-baru ini membagikan pendapatnya tentang empat band terbaik dalam genre nu-metal versi dirinya melalui salah satu episode podcast pribadinya, The David Ellefson Show di platform Spotify.
 
Sebagai salah satu ikon dari Big 4 Thrash Metal, yang terdiri dari Metallica, Slayer, dan Anthrax, David Ellefson memiliki pandangan menarik tentang nu-metal. Baginya, genre ini bukan hanya sekadar aliran musik, melainkan sebuah era yang pernah meledak di industri musik dan masih tetap eksis hingga saat ini.
 
"Di dunia thrash metal, kita mengenal istilah Big 4. Nah, kalau di nu-metal, menurut saya ada beberapa band yang bisa dianggap sebagai pendiri utama," ujar Ellefson dalam episode terbaru The David Ellefson Show.

Bagi Sobat Medcom yang mungkin belum familiar, nu-metal adalah subgenre dari alternative metal yang muncul di California, Amerika Serikat pada pertengahan 1990-an. Genre ini dikenal dengan perpaduan elemen-elemen musik hip-hop, funk, grunge, dan industrial, yang ditandai dengan lirik-lirik yang penuh amarah, depresif, serta nihilisme. 
 
Nu-metal tidak hanya dikenal lewat kekuatan musiknya, tetapi juga melalui gaya fashion yang ikonik. Dengan celana gombrong, baju oversized, serta gaya rambut mencolok seperti spike, mohawk, dan dreadlock (gimbal). Aksesoris piercing dan tattoo menambah kesan rebel yang semakin menguatkan citra subgenre ini, menjadikannya tren musik dan fashion yang berhasil mendominasi pada era tersebut.
 
Baca juga: 7 Drama Korea Terbaru April 2025

 
Berikut adalah Big 4 band nu-metal versi David Ellefson:
 
1. Slipknot

 
Eks Bassist Megadeth Ungkap 4 Band Nu-Metal Favoritnya, Ada Idolamu?
Di urutan pertama ada Slipknot, band yang pertama kali dibentuk pada tahun 1995 di Des Moines, Lowa, Amerika Serikat. Meski telah melalui bongkar pasang personel selama tiga dekade karier bermusik mereka, band ini telah berhasil menelurkan sejumlah katalog album legendaris, seperti album Self Titled (1999), lowa (2001), Vol 3. The Subliminal Verses (2004), hingga We Are Not Your Kind (2019), yang masih eksis didengarkan oleh kalangan penikmat musik metal dari berbagai generasi hingga saat ini.
 
Dalam sesi podcast pribadinya, David Ellefson menyatakan bahwa Slipknot berhasil mencuri perhatian dunia dengan identitas unik mereka yang ditonjolkan melalui topeng dan seragam seragam serasi antar personel, membawa konsep ini ke level yang lebih tinggi di kancah musik internasional. Meskipun ada band lain yang juga menggunakan topeng, seperti Mushroomhead, Ellefson menegaskan bahwa Slipknot lah yang benar-benar berhasil mempopulerkan konsep tersebut.
 
"Slipknot, waktu mereka muncul, langsung menggelegar. Mereka benar-benar menjadi pemimpin dalam gerakan band bertopeng. Memang ada band lain yang memakai topeng, seperti Mushroomhead, tapi Slipknot jelas yang membawa itu ke level yang lebih tinggi," ujar Ellefson dengan tegas.
 
2. Linkin Park
 
Eks Bassist Megadeth Ungkap 4 Band Nu-Metal Favoritnya, Ada Idolamu?
Selanjutnya, ada Linkin Park, unit nu-metal yang pertama kali dibentuk di Agoura Hills, California, Amerika Serikat, pada tahun 1996 dengan nama awal Xero. Band ini berhasil dikenal luas berkat kombinasi penampilan dari mendiang vokalis Chester Bennington yang terkenal dengan vokal dan scream khas-nya, yang dipadukan dengan rima rap dari Mike Shinoda, serta beat elektronik dan pop dari DJ Joe Hahn.
 
Band ini berhasil dikenal luas berkat dua album debut fenomenal mereka, yaitu album Hybrid Theory (2000) dan Meteora (2003).
 
Namun, mantan bassis Megadeth yang berusia 60 tahun itu mengaku bahwa nuansa musik yang dibawa Linkin Park bukanlah selera musiknya saat itu. Menariknya, sekarang dia mulai menikmati musik Linkin Park setelah mendiang vokalis Chester Bennington digantikan oleh vokalis baru, Emily Armstrong.
 
"Linkin Park itu band yang gue paham kenapa banyak orang suka, tapi waktu itu bukan musik yang gue banget. Tapi sekarang gue suka banget, apalagi dengan vokalis baru (Emily Armstrong), keren banget. Gue nggak sabar pengen nonton mereka," ungkap Ellefson.
 
3. Limp Bizkit
 
Eks Bassist Megadeth Ungkap 4 Band Nu-Metal Favoritnya, Ada Idolamu?
Limp Bizkit, yang dikenal dengan vokal rap dari sang vokalis Fred Durst, pertama kali muncul pada tahun 1994, tepat ketika genre nu-metal mulai berkembang. Band asal Florida, Amerika Serikat ini berhasil meraih kesuksesan besar dan menjadi ikon nu-metal dengan sentuhan hip-hop berkat album studio kedua dan ketiganya, Significant Other (1999) dan Chocolate Starfish and the Hot Dog Flavoured Water (2000).
 
Dikenal dengan lirik-lirik yang eksplisit dan provokatif, Limp Bizkit sering mengungkapkan perasaan kekecewaan, cinta, serta pemberontakan. Mereka juga tak lepas dari berbagai kontroversi, salah satunya adalah penampilan ikonik mereka di Festival Woodstock 1999 yang diwarnai kerusuhan penonton, serangan seksual, bahkan kematian, setelah membawakan lagu "Break Stuff" dari album Significant Other.
 
4. Korn
 
Eks Bassist Megadeth Ungkap 4 Band Nu-Metal Favoritnya, Ada Idolamu?
Terakhir, ada Korn, grup asal Bakersfield, California, Amerika Serikat, yang juga dianggap oleh Ellefson sebagai pionir utama genre nu-metal. Band yang dipimpin oleh vokalis Jonathan Davis ini pertama kali terbentuk pada tahun 1993. Mereka dikenal dengan musik khas yang memadukan gitar tujuh string dengan nuansa hip-hop, serta lirik-lirik yang membahas isu-isu pribadi yang sangat relevan.
 
Demo pertama mereka pada tahun 1993, Neidermayer's Mind, dan album debut mereka tahun 1994, Korn, berhasil memicu lahirnya gerakan nu-metal. Tak heran jika musik Korn menjadi salah satu referensi penting bagi band-band yang muncul setelah era mereka.
 
Pada tahun 1995, Korn juga sempat menjadi band pembuka untuk Megadeth, dan Ellefson mengungkapkan bahwa saat pertama kali mendengarkan musik Korn, ia merasakan kesan yang unik dan sedikit aneh.
 
"Gue ingat waktu mendapatkan CD-nya dan langsung berpikir, 'Oke, ini kedengerannya sangat aneh.' Gue rasa itu memang transisi yang unik, karena gue nggak ingat apa CD lainnya saat itu, tapi yang jelas nggak ada yang sesuai dengan genre yang biasanya kami pilih untuk tur. Jadi, bukan seperti, 'Oh, ini band rock yang keren.' Mereka semua terasa seperti sesuatu yang baru dan berbeda," ujar Ellefson dalam podcast-nya.
 
(Basuki Rachmat)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan