Nessie Judge (Foto: instagram)
Nessie Judge (Foto: instagram)

Penyebab Nessie Judge Dihujat Warganet Jepang

Elang Riki Yanuar • 06 November 2025 20:54
Jakarta: Kreator konten asal Indonesia, Nessie Judge, tengah menjadi sorotan publik internasional usai salah satu video dalam rangkaian “Spooktober” miliknya menuai kritik tajam dari warganet Jepang. Konten bertema horor itu dianggap menampilkan foto korban kekerasan seksual asal Jepang secara tidak pantas.
 
Kontroversi ini bermula ketika Nessie, yang dikenal lewat konten misteri dan true crime di YouTube, mengunggah salah satu video spesial Halloween di bulan Oktober. Dalam video tersebut, Nessie disebut memajang figura dengan foto seorang korban kasus kekerasan seksual yang sempat menghebohkan Jepang beberapa tahun lalu.
 
Awalnya, tak banyak penonton Indonesia yang menyadari hal itu. Namun, setelah Nessie berkolaborasi dengan NCT Dream grup K-pop asal Korea Selatan dengan basis penggemar global. Kontennya pun menjangkau audiens internasional, termasuk dari Jepang.
Tak lama setelah itu, sejumlah pengguna media sosial Jepang mengungkapkan kemarahan mereka di platform X. Banyak yang menilai tindakan Nessie tidak menghormati korban dan keluarganya, terutama karena kasus tersebut masih meninggalkan luka mendalam bagi publik Jepang.

Beberapa cuitan yang membahas video Nessie bahkan viral dan meraih puluhan hingga ratusan ribu tanda suka, memperlihatkan besarnya perhatian dan kemarahan warganet Jepang terhadap isu ini.
 
Menanggapi gelombang kritik tersebut, Nessie Judge dengan cepat menghapus seluruh video Spooktober yang telah diunggah sepanjang Oktober. Melalui langkah itu, ia tampaknya berusaha meredakan situasi dan menunjukkan tanggung jawab atas konten yang dibuatnya.
 
Di sisi lain, sebagian warganet Indonesia turut menyuarakan dukungan, menilai bahwa kesalahan tersebut bisa jadi tidak disengaja. Namun, tak sedikit pula yang menganggap kejadian ini bisa menjadi pelajaran penting bagi kreator konten agar lebih berhati-hati dalam menggunakan materi sensitif, terutama yang melibatkan korban kekerasan atau tragedi nyata.
 
Kasus ini menjadi pengingat bahwa di era digital dengan jangkauan lintas negara, sensitivitas budaya dan etika konten menjadi hal yang semakin krusial. Sekalipun niat awalnya adalah edukatif atau hiburan, pemilihan gambar dan narasi tetap perlu melalui pertimbangan yang matang.
(ENDHITA TRIANTARA)
 

 

 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan