Salah satu hal paling menyentuh adalah detail gaun putih Luna yang dirancang oleh desainer Yafta Gunawan. Dalam proses perancangannya, Luna ingin memasukkan nilai sentimental.
"Desainer aku nanya, 'Ada enggak sesuatu yang punya sentimental value buat kamu?' Lalu aku jawab, 'Bapakku pelukis, dan beliau sudah meninggal. Gimana caranya supaya dia bisa hadir di hari itu?'" cerita Luna dalam acara Press Loverence oleh ZAP, Jakarta Selatan pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Baca juga: Rhoma Irama Jadi Kejutan di Konser God Bless |
Hasilnya, Yefta Gunawan menyematkan lukisan karya mendiang ayah Luna di bagian dalam gaun pernikahan. Lukisan tersebut tak hanya menjadi penghormatan, tapi juga simbol kehadiran sang ayah di hari bahagianya.
“Pas aku lihat hasilnya, aku enggak kuat nahan air mata,” ujar Luna dengan suara bergetar.
Tak hanya istimewa bagi dirinya, Luna juga merahasiakan keberadaan gaun itu dari Maxime dan keluarganya agar menjadi kejutan. "Aku sengaja enggak cerita ke Max, enggak juga ke ibu. Aku ingin itu jadi surprise buat mereka," katanya.
Maxime sendiri mengakui kekagumannya terhadap gaun tersebut. “Dress itu luar biasa sih. Aku kaget pas tahu ternyata ada lukisan dari rumah kamu,” katanya.
Tak berhenti di gaun, unsur sentimental juga disematkan dalam dekorasi pernikahan. Dekorator T-Rose menciptakan sebuah sudut khusus berisi lukisan-lukisan karya mendiang ayah Luna. Bahkan pada undangan fisik dan digital, menu makanan, hingga layar display, gambar-gambar lukisan sang ayah turut hadir, menambah kesan intim dan penuh cinta.
“Kami gabungkan semua yang dekat di hati kami. Jadi semuanya terasa lebih personal dan sakral,” ucap Luna.
Sebelum akad, Luna juga menjalani prosesi melukat ritual penyucian diri di dua mata air suci yang berada di lokasi pernikahan. Ia menggunakan kain khusus rancangan Asri Welas yang dibuat dari bahan daur ulang dan memiliki elemen tradisional.
Kain tersebut juga menampilkan wajah ibu Maxime dan lukisan sang ayah, menandai penyatuan dua keluarga dengan penuh cinta dan hormat.
Baca juga: Syahrini Terima Penghargaan dari UNESCO di Perancis |
"Asri nanya aku mau motif apa, dan aku minta ada lukisan Bapak dan foto Maxime dengan ibunya. Semua sangat personal," tutur Luna.
Di akhir sesi, Luna menekankan bahwa seluruh rangkaian pernikahan dirancang berdasarkan apa yang ia dan Maxime inginkan dari hati, bukan sekadar mengikuti tren.
“Semua ini bukan cuma demi pernikahan, tapi karena kami benar-benar ingin menghadirkan sesuatu yang datang dari hati,” tegas Luna.
Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier membuktikan bahwa ketika cinta dan kenangan berpadu dalam satu momen, hasilnya adalah perayaan yang tidak hanya indah di mata, tetapi juga hangat di hati.
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News