Indadari menyadari bahwa sebagai ibu, keputusan untuk ikut serta dalam Global March bukan tanpa pertimbangan. Namun, ia merasa langkah ini penting bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga sebagai contoh bagi anak-anak mereka.
“Kami sadar kami tuh Ibu-Ibu, yang alhamdulillah In syaa Allah ga pernah lupa peran kami sebagai seorang Ibu, juga Para ayah, yang paham tugasnya sebagai Pemimpin. Dalam keputusan kami mengikuti Global Long March ini ada satu hal yg ingin saya angkat,” tulis caption Indadari dari akun Instagram pribadinya @_indadari_.
| baca juga: |
“Ternyata setelah menyebutkan beberapa alasan penting dalam gerakan ini, ternyata kami punya pemikiran yang sama. Yaitu sebagai Orang Tua, melalui apa yang kami lakukan ini, kami ingin anak-anak kami melihat & belajar untuk tidak tinggal diam ketika melihat ketidak adilan, kedzaliman.,” lanjutnya.
Ia menyampaikan bahwa keikutsertaan mereka dalam aksi damai ini adalah bentuk nyata tanggung jawab sebagai orang tua, yang ingin mencetak generasi pemberani dan tidak mudah menyerah. Menurutnya, keberanian dan ketegasan moral harus dimulai dari contoh nyata, bukan hanya kata-kata.
“Menjadi orang tua butuh contoh nyata, bukan sekadar kata. Bergerak agar mental kuat & pemberani tercetak pada anak keturunan kami,” ujarnya.
Lebih lanjut, Indadari mengaku bahwa perjuangan ini bukan semata soal berhasil atau tidaknya misi saat ini, melainkan soal niat dan proses. Ia percaya hasil tetap berada di tangan Allah.
“Tidak ada istilah gagal ketika sudah berjuang & berdoa, karena tawakal dengan hasil ‘inilah yang terbaik menurut Allah untuk kita’,” tulisnya.
Meskipun aksi Global March ke perbatasan Rafah tidak sepenuhnya berhasil, Indadari menegaskan bahwa ini bukan akhir dari perjuangan.
“Justru ini langkah awal untuk melanjutkan perjuangan sampai nafas berhenti & langkah tak mampu berpijak di Bumi lagi,” tutupnya dengan penuh semangat.
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
