Zat dalam Jamu Pelangsing Ini Justru Bahayakan Tubuh

medcom.id, Jakarta: Siapa sih yang tidak ingin memiliki tubuh yang langsing? Tubuh yang langsing akan membuat penampilan lebih enak dilihat. Namun, pada kenyataannya tidak sedikit perempuan bahkan laki-laki yang memiliki bobot tubuh yang jauh dari ideal, entah itu terlampau gemuk atau kurus.
 
Beragam cara pun dilakukan untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal. Diet dan olahraga adalah cara yang paling umum dan biasa dilakukan. Namun, kedua cara itu memang membutuhkan proses dan juga menuntut kedisplinan diri.
 
Nah, bagi mereka yang enggan melewati proses tersebut, jalan pintas menjadi solusinya. Hal itulah yang dijadikan kesempatan tersendiri bagi pemasar berbagai obat dan jamu yang digadang-gadang 'herbal'. Dengan tebaran janji, testimoni, dan bukti yang seakan nyata, para produsen itu melancarkan tawaran kepada publik, khususnya kaum perempuan.

Beragam cara dilakukan para produsen itu dalam memasarkan produknya, mulai dari iklan selebaran, door to door, multi level marketing, hingga internet.
 
Gaya promosi yang terbilang ringan dengan janji, testimoni, dan bukti sepertinya sudah cukup untuk menjerat pembeli yang tergiur dengan kemudahan mendapatkan tubuh langsing tanpa biaya dan upaya besar. Tidak jarang juga produsen yang menggaet selebritas untuk mempromosikan produknya.
 
Padahal dalam produk yang sudah pasti tidak memiliki izi dari BPOM itu, terdapat beragam zat yang bila takarannya tidak sesuai akan merusak tubuh.
 
Salah satu zat yang kerap digunakan dalam obat atau jamu pelangsing ilegal adalah sibutramine. Sibutramine merupakan obat yang diindikasikan sebagai pengobatan adjuvan (tambahan) dalam membantu penurunan kelebihan berat badan di samping olahraga dan pengaturan diet.
 
Sibutramine biasa digunakan dalam obat obesitas, tapi pemakaiannya harus menggunakan resep dokter. Konsumsi sibutramine yang tidak sesuai akan membahayakan ginjal.  
 
Badam POM bahkan sudah menarik izin edar obat yang mengandung sibutramine. Pasalnya ternyata zat itu dapat menyebabkan  peningkatan risiko kejadian kadiovaskular pada pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular.
 
BPOM juga telah mengimbau masyarakat yang saat ini menggunakan obat atau jamu yang mengandung zat tersebut agar segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan alternatif pengobatan yang lain.(Berbagai sumber)
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di

Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id