Novel fiksi tersebut berjudul A Brief History of Seven Killings. Isi novel bercerita tentang upaya pembunuhan terhadap penyanyi reggae itu pada tahun 1970-an.
Novel tersebut dideskripsikan sebagai buku yang paling menyenangkan untuk dibaca. Pengumuman penghargaan tersebut diumumkan pada Selasa, 13 Oktober, di London's Guildhall.
Ketua juri Michael Wood memuji, novel ini penuh kejutan, namun juga bertabur kata-kata umpatan.
Bob Marley (Foto:Getty Images)
"Semakin banyak perhatian terhadap apa yang berasal dari Jamaika dan Karibia, karena saya pikir ada banyak suara-suara baru yang keluar dan menjelajahi masyarakat kontemporer, yang menelusuri apa yang ada di balik politik dan kolonialisasi," ujar Marlon James saat menerima penghargaan, yang dikutip NME, Kamis (15/10/2015).
"Penyanyi reggae Bob Marley dan Peter Tosh merupakan yang pertama yang mengakui bahwa suara yang berasal dari mulut kami adalah suara yang sah untuk fiksi dan puisi," tambahnya.
Marlon James menjadi penulis pertama asal Jamaika yang memenangkan penghargaan ini dan berhak atas hadiah sebesar 50 ribu poundsterling atau setara Rp1 milliar.
Marlon berhasil mengalahkan para pesaingnya, Tom McCarthy, Chigozie Obioma, Sunjeev Sahota, Anne Tyler, dan Hanya Yanagihara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
