Hal itu membuat profesi penata musik film menjamur di Hollywood. Lantas, bagaimana dengan profesi penata musik di Indonesia?
"Penata musik film di Indonesia masih dalam hitungan jari. Mungkin di bawah 20. Kami juga tergabung di bawah satu asosiasi, namanya IMPAct (Indonesia Motion Picture Audio Association). Kalau di industri, nama-nama komposer yang sudah terbiasa menangani film industri berkisar sepuluh sampai belasan saja," ujar Bemby Gusti, penata musik film yang bekerja di bawah naungan Rooftopsound.
Bemby yang juga drummer grup musik Sore merupakan salah satu dari sedikit nama penata musik film yang cukup aktif menaungi sejumlah film-film populer. Beberapa film yang pernah ditangani Bemby antara lain Berbagi Suami (2006), Quickie Express (2007), Radit & Jani (2008), Pintu Terlarang (2009), Modus Anomali (2012), A Copy Of My Mind (2015), My Stupid Boss (2016), 3 Srikandi (2016), dan Ini Kisah Tiga (2016).
Profesi penata musik film menurut Bemby cukup menjanjikan dari segi finansial.
"Bisa (hidup dari pekerjaan sebagai penata musik film), bergantung industri filmnya juga. Sampai saat ini, sangat bisa. Banyak faktor juga (yang membuat penata musik film mendapat banyak pekerjaan), faktor taste, luck, dan networking," kata Bemby.
Selama satu dekade bekerja sebagai penata musik film, Bemby tak menemui kesulitan berarti. Tantangan yang ditemuinya lebih kepada berpacu dengan tenggat yang diberikan sutradara atau produser.
"Tantangannya ada di klien dan waktu pengerjaan yang terbatas, apalagi kalau kliennya mau pengerjaan cepat dengan budget rendah," tutur Bemby.
"Kerja kreatif sebenarnya tidak bisa diperas atau dipaksa, kadang-kadang masih seperti itu, tetapi ada juga sutradara dan produser yang mengerti estetika dan cara bekerja seniman seperti apa," ujar Bemby menambahkan.
Dengan teknologi audio digital yang mumpuni, proses kerja penata musik film sangat terbantu. Teknologi juga memberi efisiensi pengerjaan dan alternatif pilihan bagi produser untuk menekan biaya produksi film.
"Untungnya zaman sekarang dengan teknologi, kebutuhan musik dalam film bisa diakali, misal kalau zaman dulu harus dengan 16 strings (player) full, sekarang bisa dengan 4 string player, lalu diakali dengan teknologi menjadi beberapa layer. Ada juga produser yang mau full MIDI. Bergantung kebutuhan dan budget mereka," ucap Bemby.
Saat disinggung soal film paling berkesan yang pernah ditanganinya, dengan tegas Bemby menyebut judul Berbagi Suami. Film arahan Nia Dinata itu diakui Bemby jadi titik penting kariernya sebagai penata musik film.
"Nomor satu bagi gue Berbagi Suami, karena itu pekerjaan pertama gue sebagai pembuat score film dan materi filmnya berkualitas."
"Pada saat itu, gue dan Aghi Narottama sangat memaksimalkan diri, dan bahkan kami sangat diapresiasi. Sampai sekarang pun dengan karya-karya score film gue yang sudah puluhan, orang kembali lagi mengapresiasi musik Berbagi Suami," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id