GIFest 2026 akan menghadirkan 11 panggung, melibatkan lebih dari 1.000 pekerja seni, serta diperkirakan menyedot 50.000-100.000 pengunjung per hari. GIFest 2026 diharapkan menjadi wadah persatuan, hiburan, serta edukasi tentang pentingnya toleransi dalam kehidupan berbangsa.
"Gospel yang selama ini identik dengan musik gereja, telah berkembang menjadi genre universal yang bisa dinyanyikan siapa saja, tanpa memandang agama maupun latar belakang. Gospel bukan lagi hanya milik Kristen dan Katolik, melainkan sudah menjadi genre musik. Banyak yang non Kristen, non Katolik menyanyikan lagu mereka namun dengan gaya gospel," kata Richard Buntario, founder GIFest.
"Inilah alasan mengapa GIFest 2026 layak disebut festival lintas iman. Musik yang dihadirkan tidak terbatas pada ritual gereja, melainkan hiburan musik universal dengan pesan positif yaitu cinta, perdamaian dan persatuan," lanjutnya.
baca juga:
|
GIFest 2026 juga meluncurkan gerakan sosial "Toleransi Dimulai dari Kita" yang menjadi tema acara. Kampanye ini mengajak setiap individu untuk memulai sikap toleransi dari dirinya sendiri, bukan sekadar menuntut dari orang lain. Tujuannya sederhana namun penuh makna, yaitu membiasakan publik untuk melihat toleransi sebagai sikap sehari-hari, bukan sekadar jargon.
"Jangan berbicara tentang toleransi sebelum kita bisa toleransi pada antar suku, antar agama, dan sebagainya. Itu yang kita mau kampanyekan," katanya.
GIFest 2026 menghadirkan sejumlah musisi nasional seperti Franky Sihombing, Billy Simpson, Andy Ambarita, Bobby Febian, Jacqlien Celose, Edward Chen, Ivan Nestorman, Echa Soemantri, Reno Castello feat. Mus Mujiono, St. Loco, Badai, Andre Hehanusa, Didiek SSS, Helena Idol, Soul Thread hingga band gospel legendaris seperti VOG, One Way, UX Band, White Dove, Drahkma Reunion, IGM Jazz Legends, dan GMB.
Ada juga musisi Internasional seperti New Breed (Amerika Serikat), Hillsong Sydney (Australia), Ron Kenoly (Amerika Serikat), Korean Soul (Korea Selatan), Rave Jesus (Amerika Serikat), Grupo Versos (Brasil), LIN D (Swedia), Seed of Worship (Korea Selatan), Sharon Kips (Belanda), Terrian (Amerika Serikat), GIO (Amerika Serikat), Tribe of Ope (Selandia Baru), Gary Valenciano (Filipina).
Beberapa artis lain diperkirakan menyusul di antaranya Michael W. Smith, Kirk Franklin, Taya, Skillet, Padre Guilherme, dan lainnya. Sebagai bentuk apresiasi, GIFest 2026 turut menghadirkan tribute untuk para pencipta lagu rohani legendaris Indonesia seperti Welyar Kauntu, Robert & Lea, Jonathan Prawira, Minggus Tahitoe, Christ Kayhatu, Bram & Chris Manusama, hingga James F. Sundah.
Dalam rangkaian promosinya, EVENTIF akan menggelar Road to GIFest 2026 with Don Moen pada 15 November 2025 di SICC, Bogor. Legenda musik rohani dunia asal Amerika Serikat itu akan tampil membawakan 16 lagu dalam durasi 2 jam, yang dibuka oleh Welyar Kauntu, Franky Sihombing, dan Andy Ambarita. Kehadiran Don Moen menjadi momen istimewa karena terakhir tampil di Indonesia pada tahun 2012.
"Harapannya, GIFest bisa menjadi ikonik dan mampu menarik turisme ke Indonesia, karena akan diselenggarakan rutin setiap tahun. Saya percaya, musik merupakan bahasa universal yang menghubungkan semua orang," tutup Indra co-founder GIFest 2026.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id