Bioskop Bisik menawarkan pengalaman menonton film secara utuh. Konsep Bioskop Bisik yaitu membisikkan deskripsi adegan dan alur cerita kepada penonton tuna netra. Dengan begitu, mereka bisa mengerti dan juga merasakan emosi yang ada di dalam film tersebut.
"Nah yang dibisikkan tidak terlalu panjang, misalnya ada adegan Dian Sastro menyeberang jalan di film Ada Apa Dengan Cinta. Tapi tidak dijelaskan Dian Sastro memakai baju apa maupaun warnanya. Nanti kan terdengar dialognya, contohnya aduh jalanan rame banget ya. Seperti itulah," tutur Head of Social Media and Digital Activation Think.Web Cici Sucianti di Galeri Indonesia Kaya (GIK) beberapa waktu lalu.
Menurut Cici, cara baru ini terbuka bagi siapapun yang ingin membantu tuna netra menikmati film di bioskop. Bahkan, kini ada beberapa orang yang ikut mengadopsi Bioskop Bisik ini.
Salah satu yang mengadopsi Konsep Bisokop Bisik adalah sebuah desa terpencil di Bima, Nusa Tenggara Barat. Di sana ada delapan tuna netra. Mereka kini bisa menonton film di aula kelurahan setempat dengan para pendampingnya yang siap membisikkan deskripsi adegan di film.
"Jadi ini bukan eksklusif punya Bioskop Bisik saja. Itu bisa dilakukan di manapun dan dengan siapa saja. Intinya cuma butuh niat yang baik dan hati yang tulus," tegas perempuan bertubuh gempal ini.
Ide pembuatan Bioskop Bisik berawal dari Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan beberapa tuna netra. Kemudian terungkaplah, bahwa kebutuhan mereka untuk menonton film belum terakomodir.
Pada Januari 2015, dibentulkah Bioskop Bisik untuk memfasitiltasi keinginan para tuna netra merasakan sensasi menonton film di bisokop seperti orang kebanyakan. Beberapa film Indonesia berkualitas pernah tayang di Bioskop Bisik, antara lain Jagad X-Code, Mencari Hilal, Jenderal Soedirman, Toba Dreams, Garuda di Dadaku, Tjoet Nja Dhien, dan Janji Joni.
Lokasi Bisokop Bisik pun berpindah-pindah, mulai dari bioskop ternama hingga di GIK. Memang, Bioskop Bisik sudah beberapa kali mampir ke GIK, seperti beberapa waktu lalu ada pemutaran film Janji Joni dan Tjoet Nja Dhien.
Sejumlah tuna netra dan pendampingnya mendatangai GIK. Mereka sangat antusias, apalagi kegiatan tersebut dihadiri beberapa pemeran utama dan sutradara film yang tengah diputar.
Masih banyak cerita tentang warna-warni perfilman Indonesia. Mau tahu lengkapnya? Simak perbincangan Yovie Widianto bersama Cici Sucianti, Lavesh Samtani, dan Sutradara Film 5 Menara Affandi Abdul Rahman dalam IDEnesia di Metro TV pada Kamis (3/3/2016) pukul 22.30 WIB. Jangan lupa, ikuti kuis IDEnesia dan Galeri Indonesia Kaya dengan follow twitter @IDEnesiaTwit atau @IndonesiaKaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News