Dipilihnya Indonesia tak lepas dari fokus Alternativa Film Project memperluas paparannya di Asia Tenggara. Festival ini coba memberikan penghargaan terkait terhadap dampak sosial dari sebuah film.
Mereka mengajak para sineas film dari seluruh negara Asia untuk mengirimkan karya berupa film panjang, dokumenter, animasi, dan film campuran untuk berkompetisi. Pendaftaran mulai dibuka pada 17 Juni 2024. Untuk kategori film pendek, akan diterima secara eksklusif dari Asia Tenggara.
Alternativa Film Awards berfungsi sebagai alat untuk mendukung pengembangan industri film lokal dengan merayakan para pembuat film dari komunitas yang kurang terwakili, yang memiliki kisah-kisah penting untuk diceritakan dan memiliki potensi untuk mempengaruhi lanskap budaya dan sosial," kata Liza Surganova selaku Project Head Film Alternativa.
"Sinema adalah cara yang ampuh untuk menciptakan perubahan dan ambisi, Alternativa tidak hanya untuk menantang ketidakadilan dalam industri film, tetapi juga untuk membawa kemajuan nyata di dunia. Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk membagikan film-film yang terpilih kepada publik melalui inisiatif Festival kami yang baru," lanjutnya.
baca juga: Balinale 2024 Hadirkan 60 Film dari 25 Negara |
Para pemenang Alternativa Film Project akan dipilih oleh Juri Internasional yang terdiri dari sutradara dan produser film Asia dan wilayah lain serta tokoh masyarakat dan perwakilan dari LSM. Acara ini coba menghadirkan sistem alternatif untuk memberikan penghargaan kepada sineas yang memberikan dampak baik lewat karya mereka.
"Inisiatif ini memberikan penghargaan kepada film-film dengan keunggulan artistik yang juga mengangkat topik-topik sosial dan budaya yang penting, serta memiliki ambisi untuk memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat dan komunitas lokal," ujarnya.
Pemenang festival film yang diinisiasi indrive ini menghadirkan total hadiah USD100 ribu dengan masing-masing pemenang mendapatkan USD20.000 yang akan diberikan untuk empat kategori Film panjang, dan USD10.000 masing-masing untuk dua pemenang dalam kategori Film pendek.
"Ketika kami membawa Alternativa ke pasar yang baru setiap tahunnya dan membangun inisiatif yang terus berlanjut dari tahun ke tahun di setiap lokasi kami, kami berharap pendekatan nomaden ini akan memungkinkan kami untuk melibatkan audiens internasional yang lebih luas. Kami sangat bangga dengan kisah-kisah sukses yang muncul di edisi pertama kami, dan kami tidak sabar untuk mengembangkan pekerjaan kami di seluruh Indonesia dan wilayah yang lebih luas," jelas Liza.
Selain penghargaan, Alternativa Film Labs menyelenggarakan tiga program pelatihan untuk para pembuat film dari berbagai usia dan tingkat keahlian, yang dihadiri oleh 37 pembuat film, 12 anak muda, dan 7 tutor dari Eropa dan Amerika Serikat.
"Dari program ini, lima pemenang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti residensi Pop Up di Eropa dari Tatino Films atau berpartisipasi dalam program EFM Toolbox dan juga mendapatkan hibah perjalanan dari EFM," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News