Final Destination: Bloodlines (Foto: Warner Bros. Pictures)
Final Destination: Bloodlines (Foto: Warner Bros. Pictures)

Review Film Final Destination: Bloodlines, Sadis dan Bikin Trauma!

Rafi Alvirtyantoro • 15 Mei 2025 13:47
Jakarta: Penglihatan masa depan berhasil menyelamatkan banyak jiwa dari tujuan akhir kehidupan. Namun Kematian akan terus menghantui hingga berakhirnya garis keturunan.
 
Film Final Destination: Bloodlines akan menjawab rasa penasaran penonton dari seri sebelumnya. Film ini merupakan karya dari sutradara Zach Lipovsky dan Adam Stein, dengan skenario yang ditulis oleh Guy Busick dan Lori Evans Taylor.
 
Film Final Destination: Bloodlines dibintangi oleh Kaitlyn Santa Juana, Teo Briones, Richard Harmon, Owen Patrick Joyner, Rya Kihlstedt, Anna Lore, Brec Bassinger dan Tony Todd yang mengulangi perannya sebagai William Bludworth.

Sinopsis Final Destination: Bloodlines

Seorang mahasiswi bernama Stefani Lewis (Kaitlyn Santa Juana) mendapatkan penglihatan tentang peristiwa mengerikan di Restoran Skyview Tower yang terjadi pada puluhan tahun yang lalu. Seketika ia menyadari bahwa neneknya, Iris Campbell (Gabrielle Rose), merupakan salah satu korban dari insiden tersebut.

Mimpi buruk itu terus muncul dan mengganggu kegiatan akademiknya di kampus. Akhirnya, Stefani pun memutuskan pulang ke rumah dan menanyakan tentang sang nenek kepada keluarganya.
 
Namun setibanya di rumah, keluarganya meminta untuk tidak perlu membahas sang nenek yang dianggap memiliki gangguan jiwa. Berkat bantuan bibinya, Brenda Campbell (April Telek), Stefani pun berhasil bertemu dengan Iris Campbell.
 
Selama ini Iris Campbell mengasingkan diri di sebuah tempat yang jauh dari pemukiman warga. Stefani pun harus menempuh perjalanan panjang dan membelah hutan dengan pohon yang rindang.
 
Hingga tibalah ia di sebuah rumah yang terlihat memiliki penjagaan yang sangat ketat. Setelah diizinkan masuk, Stefani pun bertemu dengan neneknya, Iris Campbell, untuk pertama kalinya.
 
Stefani pun bertanya mengenai mimpi buruknya dan sang nenek pun menjelaskan bahwa peristiwa itu nyata. Namun seluruh orang yang ada di dalam mimpi Stefani itu selamat berkat bantuan Iris yang mendapat penglihatan tentang masa depan.
 
Iris pun mengeluarkan catatan hidupnya tentang Kematian yang akan datang untuk menjemput setiap jiwa yang selamat hingga garis keturunan mereka berhenti. Namun sayangnya, Stefani berpikir bahwa hal itu tidak masuk akal dan menganggap Iris memiliki gangguan kejiwaan.
 
Stefani pun memutuskan untuk pergi dari kediaman neneknya karena merasa tidak menemukan jawaban. Sekali lagi, Iris dengan keras mencoba meyakinkan Stefani tentang Kematian.
 
Melihat cucunya yang berniat pergi, Iris pun dengan pasrah melangkah keluar untuk memberikan bukunya dan meruntuhkan dinding penjagaan yang selama ini ia bangun. Iris pun berkata kepada Stefani, “Kamu akan percaya setelah melihatnya.” Setelah itu, Kematian pun berhasil mengambil nyawa Iris di hadapan cucunya.
 
Kini, Stefani memiliki misi untuk menyelamatkan keluarganya dari ancaman Kematian. Mampukah ia menyelesaikan tugas yang telah dilakukan oleh Iris Campbell selama bertahun-tahun?
 

 
Sobat Medcom bisa menemukan jawabannya dengan menonton film Final Destination: Bloodlines di bioskop mulai 14 Mei 2025. Namun sebelum itu, kamu bisa menyimak review filmnya di bawah ini.

Review Final Destination: Bloodlines

Membuka Ingatan Masa Lalu Tentang Kematian

Review Film Final Destination: Bloodlines, Sadis dan Bikin Trauma!
 
Final Destination: Bloodlines masih mempertahankan pengambilan gambarnya yang sangat khas. Para penonton akan diajak kembali melihat secara detail setiap “senjata” yang akan digunakan oleh Kematian untuk mengambil nyawa para penyintas.
 
Tentunya ciri khas itu mampu membuka ingatan masa lalu penonton terhadap film seri Final Destination sebelumnya. Bagaimana setiap orang diambil jiwanya oleh Kematian dengan tragis dan sadis. Final Destination: Bloodlines akan menjadi ajang nostalgia yang indah untuk para pecinta Kematian.
 
Karakter William Bludworth yang diperankan oleh Tony Todd kembali hadir dalam film Final Destination: Bloodlines. Kemunculan William Bludworth tentunya menjadi pelengkap dalam film seri Final Destination.
 
Namun kali ini, sosok William Bludworth tidak hanya bertugas memberikan saran kepada para penyintas untuk terhindar dari Kematian. Para penonton akan diajak untuk melihat masa lalu William Bludworth yang membuatnya memiliki banyak pengetahuan tentang Kematian.

Pastinya Sadis dan Bikin Trauma

Review Film Final Destination: Bloodlines, Sadis dan Bikin Trauma!
 
Bukan Final Destination namanya kalau tidak bisa membuat penonton bergidik ngeri dan ketakutan selama di bioskop. Para penonton akan kembali menjadi saksi peristiwa mengerikan yang tidak pernah diduga sebelumnya.
 
Final Destination: Bloodlines akan menampilkan sejumlah adegan sadis dengan nuansa baru kepada penonton. Adegan sadis dan penuh darah ini memang terlihat lebih “modern” sehingga penyajiannya terlihat halus dan nyata.
 
Penggunaan efek visual dan riasan khusus pun sangat membantu memberikan kesan yang segar untuk film ini. Apalagi properti buatan yang digunakan telah disulap agar menambah orisinalitas setiap peristiwa yang terjadi.
 
Final Destination: Bloodlines berhasil membuat penonton kembali trauma dengan hal-hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya berjalan di atas lantai kaca.
 
Pastinya setelah ini, banyak dari para penonton yang kembali waspada saat beraktivitas. Karena mereka tidak tahu, kapan Kematian akan datang untuk menjemput nyawa mereka.

Banyak Plot Twist yang Segar

Review Film Final Destination: Bloodlines, Sadis dan Bikin Trauma!
 
Alur cerita Final Destination: Bloodlines terlihat mudah untuk dimengerti oleh para penonton. Penggunaan latar masa depan dan masa lalu pun terkesan sangat halus sehingga membuat para penonton hanyut ke dalamnya.
 
Final Destination: Bloodlines memberikan plot twist yang segar kepada para penonton. Setiap “senjata” yang digunakan Kematian untuk mengambil nyawa para penyintas diperlihatkan satu persatu. Namun tidak ada yang mengetahui secara pasti bagaimana mereka akan berakhir secara tragis.
 
Walaupun memang sangat lelah menyaksikan kematian dari satu persatu penyintas, tetapi alur cerita yang penuh plot twist ini mampu memberikan adrenalin yang berbeda saat menontonnya. Penonton tidak akan memiliki waktu untuk tenang selama menonton film Final Destination: Bloodlines ini.

Punya Pesan Moral yang Menyentuh Hati

Review Film Final Destination: Bloodlines, Sadis dan Bikin Trauma!
 
Final Destination: Bloodlines bukan hanya film horor yang membuat para penonton ketakutan. Namun ada juga beberapa pesan moral yang tersirat dalam alur ceritanya.
 
Kemunculan William Bludworth tidak hanya membuat nostalgia, tetapi juga mengingatkan kepada para penonton untuk menikmati kehidupan. Cepat atau lambat, Kematian akan datang untuk menjemput dengan berbagai cara.
 
“Hidup itu berharga, nikmati masa hidupmu. Kalian tidak akan pernah tahu kapan kematian datang. semoga beruntung,” kata William Bludworth kepada Stefani dan keluarganya setelah menjadi target Kematian yang berikutnya.
 
Karakter Iris Campbell dan Darlene Campbell menjadi bukti jika wanita merupakan makhluk yang kuat dalam menjalani kehidupan. Mereka berdua telah mengasingkan diri selama bertahun-tahun demi keselamatan keluarga. Mereka, khususnya Iris, menjaga diri sekuat mungkin dari Kematian agar keluarga mereka bisa menjalani kehidupan dengan tenang.
 
Pengorbanan Iris memperlihatkan kebesaran hati orang tua agar anak-anak mereka bisa selamat. Iris bisa saja egois, tetapi ia justru memprioritaskan keluarganya dengan memberikan Kematian mengambil nyawanya.
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan