“Ketika kita mengerjakan Waktu Maghrib 2, kita punya PR yang cukup besar,” ujar Tata. Ia menyebut bahwa seluruh tim, mulai dari produser hingga para kru dan pemain, bekerja keras untuk meningkatkan kualitas dari film pertamanya. “Semoga capaian-capaian yang ada di film ini benar-benar bisa menghibur,” tambahnya.
Bagi Tata, film ini adalah ruang eksplorasi yang menyenangkan. Ia merasa sangat diberi kebebasan oleh para produser, termasuk Sundar dan Gope T. Samtani, untuk bereksperimen dan mengekspresikan visinya.
“Mereka ini sangat visioner, dan sangat tahu bagaimana mengukur kemampuan saya sebagai sutradara,” jelas Tata.
Baca juga: Mengenang Reformasi 1998: 5 Artis Ini Ternyata Ikut Demo Turun ke Jalan, Siapa Saja? |
Salah satu hal yang membuat Waktu Maghrib 2 begitu istimewa adalah pendekatannya terhadap tema horor dari sudut pandang anak-anak. Tata mencoba menghadirkan kembali rasa ingin tahu dan imajinasi masa kecilnya ke dalam cerita.
“Saya menempatkan diri sebagai anak kecil yang ingin punya banyak mainan,” ujarnya dengan antusias. “Terus saya minta sama papa saya, ‘Papa, saya ingin main ini,’ terus dikasih. Terima kasih Allah.”
Film horor ini akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 28 Mei 2025. Disutradarai oleh Sidharta Tata dan diproduseri Gope T. Samtani, film ini merupakan hasil kerja sama antara Rapi Films, Sky Media, Rhaya Flicks, Legacy Pictures, dan Kebon Studio. Film ini menjanjikan pengalaman menonton yang lebih mencekam, dengan atmosfer yang lebih gelap dan ketegangan yang meningkat.
Waktu Maghrib 2 melanjutkan mitologi horor dari film pertamanya yang rilis pada 2023. Sosok jin menyeramkan bernama Ummu Sibyan kembali hadir. Jin ini dikenal sering mengganggu anak-anak dan wanita hamil, terutama saat waktu maghrib. Oleh karena itu, banyak orang tua disarankan untuk menjaga anak-anak tetap di rumah pada waktu tersebut.
Film ini dibintangi oleh Omar Daniel, Anantya Kirana, Sulthan Hamonangan, Ghazi Alhabsyi, Muzakki Ramdhan, Sadana Agung, Nopek Novian, Bagas Pratama Saputra, dan Fita Anggriani. Cerita berpusat pada sekelompok anak di Desa Giritirto yang secara tidak sengaja memicu kembalinya teror Ummu Sibyan. Setelah mengucapkan kutukan usai pertandingan sepak bola saat maghrib, mereka satu per satu mulai diburu oleh kekuatan jahat yang tak terlihat di tengah hutan.
Baca juga: Jijik! Kelakuan Seks Menyimpang P Diddy Dibeberkan di Pengadilan |
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News