"Kalau buat saya pribadi nonton film ini tuh pesannya banyak banget. Selain tentunya kalau bisa dilihat oleh semua, pasti semua setuju bahwa komunikasi yang baik dalam setiap hubungan itu adalah penting dan membuat komunikasi yang baik itu nggak mudah sama sekali," kata Marsha Timothy di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan.
"Buat saya juga, saya melihat bahwa penyelesaian masalah dari setiap karakter ini tuh kayak pembelajaran buat saya. Saya nonton film ini tuh kayak bisa merefleksikan diri saya di beberapa karakter yang ada. Nggak dari sisi Ambar doang," tambahnya.
Selain itu, dari karakter yang diperankannya itu, Marsha juga belajar bahwa permasalahan dengan pasangan merupakan hal penting dan harus diselesaikan secara baik-baik. Namun, hal itu harus dilakukan oleh kedua belah pihak. Sebab menurut Marsha, jika salah satu berhenti berusaha, maka rumah tangga pun bisa berujung pada perceraian.
Di sisi lain, Oka juga berpendapat bahwa dirinya jadi bisa melihat bagaimana kondisi anak jika orang tuanya sedang bertengkar. Dengan kata lain, film Noktah Merah Perkawinan dapat memperlihatkan berbagai macam sudut pandang, sehingga akan relate dengan penonton dari berbagai kalangan.
"Di film ini kita juga bisa lihat gimana pedihnya seorang anak di tengah kehidupan rumah tangga yang runyam. Jadi memang film ini diperuntukkan buat berbagai macam kalangan yang nggak cuma buat hubungan suami istri tapi juga anak," ujar Oka.
"Selama ini mungkin kita cuma mikirin aku, aku, dan aku. Kita, kita, dan kita. Tapi ternyata kita yang dimaksud sebenarnya ada dua buntutnya, yaitu anak. Itu yang membuat aku merasa film Noktah Merah Perkawinan itu tak lekang oleh waktu isunya. Aku sih berani jamin film ini mau ditonton tahun 2030 ya sama saja. Orang tetap bisa merasa relate," tutupnya.
(Nicholas Timothy Suteja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News