Film yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation ini dibintangi aktor Ario Bayu dan penari keturunan Indonesia-Australia, Juliet Widyasari Burnett.
Ario mengatakan, hampir semua bagian film memiliki kesulitannya sendiri-sendiri. Namun, hal tersulit bagi dirinya yakni harus menyampaikan pesan melalui gestur tubuh, tanpa berdialog.
"Jujur semua scene (bagian film) sulit, tapi scene-scene yang saya harus berekspresi lewat tubuh (itu sulit). Ada scene yang membutuhkan tingkat dramatisasi yang lebih (melalui gestur tubuh),” kata Ario saat Konferensi Pers di Jakarta Pusat.
Bagi Ario yang telah 20 tahun berkarya di industri film, Samsara merupakan film yang patut ditonton. Film ini menghadirkan sesuatu yang berbeda dari film pada umumnya dan sangat relevan bagi masyarakat Indonesia.
| baca juga: Ario Bayu Sempat Khawatir Gantikan Reza Rahadian sebagai Ketua Komite FFI |
Samsara memadukan antara musik tradisional Gamelan Bali oleh Wayan Sudirana dan musik modern karya Gabber Modus Operandi. Pertunjukan yang sebelumnya pernah ditampilkan di Singapura dan Bali, kali ini akan ditampilkan ke hadapan para penikmat seni di Jakarta dan Yogyakarta pada Desember 2024.
“13 sampai 15 Desember di Jakarta dan 5 Desember di Yogyakarta,” kata Gita Fara, selaku Produser dalam film ini.
Samsara sendiri mengambil latar tempat di Bali pada tahun 1930-an. Film ini bercerita tentang seorang pria bernama Darta yang berasal dari keluarga miskin yang ditolak lamarannya oleh orang tua kaya dari perempuan yang dicintainya, Sinta.
Cinta ditolak, akhirnya sang pria melakukan perjanjian gaib dengan raja monyet dan melakukan ritual gelap untuk mendapatkan kekayaan. Atas ritual yang dilakukannya, sang pria harus menerima kutukan, yang mana istri dan anaknya harus menderita sengsara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
