Lewat foto media sosial, Ifa menyebut proyek ini sedang diajukan di Hongkong Asia Film Financing Forum (HAF) ke-16 pada 19-21 Maret 2018. Produksi akan dilakukan di bawah naungan Fourcolours Films dan Shasha & Co Production, rumah produksi yang berbasis di Prancis.
Dalam halaman situs resmi haf.org.hk, Imah menjadi satu dari 25 proyek film peserta forum pendanaan. Dana produksi dianggarkan USD300 ribu atau sekitar Rp4,13 miliar. Selain Imah, ada dua proyek film dari Indonesia yaitu Tale of The Land dari sutradara Loeloe Hendra serta adaptasi novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (Vengeance is Mine, All Others Pay Cash) dari sutradara Edwin.
Imah berkisah tentang Wegig, nelayan berusia 35 yang sudah empat tahun tak bertemu Imah, istrinya yang bekerja sebagai pekerja migran di Hong Kong. Saat pulang dari melaut, Wegig menemukan Imah mati terbunuh. Wegig menemukan si pembunuh dan sang ibu mertua meminta dia membunuh orang itu.
Imah akan menjadi film panjang ketiga Eddie sebagai sutradara. Sebelumnya dia mengerjakan Cewek Saweran (2011) dan Siti (2014). Siti meraih penghargaan di sejumlah festival internasional, antara lain Singapura, Shanghai, Rotterdam, Udine, dan Telluride.
Siti memboyong tiga Piala Citra dalam Festival Film Indonesia sebagai film terbaik, naskah terbaik, serta penata musik terbaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News