Dari puluhan karya yang dipajang di Gedung Sarinah Community Mall lantai 6 itu, salah satu yang mencuri perhatian adalah karya dari seniman asal Yogyakarta, Wulang Sunu.
Wulang mengangkat isu budaya internet yang mendarah daging, dan segala carut-marut yang ada di dalamnya. Respons itu diwujudkan Wulang melalui tiga karya instalasi yang memotret tiga hal fenomena dari kehidupan berinternet, yaitu popularitas, hobi, dan hal-hal kaotis. Ketiga karya yang saling berkaitan itu diberi tajuk "1001 Malem."
"1001 Malem di internet, kita menemukan cerita yang tidak masuk akal. Mulai dari fenomena popularitas 'Salam dari Binjai' (sebuah salam yang viral di media sosial, dibuat oleh Paris Pernandes), forum ikan, sampai kasus Indra Kenz," kata Wulang kepada Medcom.id.

Wulang mencuplik berbagai fenomena internet dalam gambar detail di atas akrilik yang ditembak lampu, menjadi proyeksi bayangan di tembok yang memantik imaji atas realitas internet. Karakteristik Wulang kental terlihat dalam sketsa-sketsa yang dibuat sirkular memenuhi akrilik berbentuk lingkaran dengan bingkai kayu.
Melalui karyanya, Wulang seperti mengajak kita untuk sesaat berjarak dengan kehidupan internet, dan melihat itu sebagai sesuatu yang unik, absurd, dan menyadari sebenarnya apa-apa yang terjadi di dalamnya adalah sesuatu yang konyol dan tidak masuk akal. Bukan untuk menghakimi, tetapi melihat itu sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari kita semua, atau barangkali proyeksi itu adalah rupa kita di jagat maya.

Heri Pemad, Direktur Artistik Distrik Seni, mengatakan bahwa para seniman dalam sesi dua ini merepresentasikan eksplorasi gagasan berkelanjutan, dengan karakter masing-masing yang kuat, dan khas.
"Melihat antusiasme lebih dari 60 ribu pengunjung di sesi pertama (Juni-Agustus 2022), Distrik Seni X Sarinah termotivasi untuk menghadirkan karya seni rupa yang lebih menarik. 30 seniman individu dan kolektif yang terlibat berkolaborasi dalam pameran sesi keuda ini memiliki karakter khas dan kuat, serta keunikan masing-masing dalam mengeksplorasi gagasan berkelanjutan melalui sudut pandang budaya lokal. Sehingga, tidak hanya mengusung semangat kebangkitan ekosistem seni, tetapi juga sebagai ruang edukasi budaya yang sejalan dengan nilai-nilai berkelanjutan," tukas Heri Pemad.
Beberapa seniman lain yang terlibat dalam Distrik Seni X Sarinah: Berkelanjutan adalah Jay Subiakto, Iwan Effendi, Meliantha Muliawan, Hanafi, Heri Dono, Naufal Abshar, Maryanto, Nasirun, dan Angki Purbandono. Gitaris Dewa Budjana juga ikut memamerkan koleksi gitarnya yang direspons seniman-seniman lain. Budjana memajang 21 gitar dan akan melelang dua di antaranya untuk yayasan kanker Lovepink Indonesia.
Baca juga: Pamerkan Koleksi Lukisan pada Gitar di Sarinah, Dewa Budjana Nge-jam Bareng Menteri Budi Karya Sumadi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News