Dikutip dari laman Anime News Network, fujoshi berarti mengejek diri sendiri dengan ungkapan ‘gadis busuk’ dan merujuk pada penggemar anime wanita yang fanatik terhadap karakter pria yang menarik, bahkan sampai ingin menjalin hubungan dengan mereka.
Di Jepang, fujo merupakan sebutan bagi penggemar atau pencipta karya yang memiliki minat pada romansa banyak pria. Umumnya anak remaja yang menggunakan istilah ini termasuk bagian dari penggemar otaku.
Menurut fujoshi, gagasan untuk melihat hubungan antara dua pria menarik dari kejauhan merupakan inti permasalahan. Fujoshi juga sering menyukai pria pengirim suatu barang dalam dunia nyata atau fiksi.
Kemunculan kata fujo pertama kali diperkirakan pada papan pesan online 2 Channel, yang dipakai oleh orang-orang yang gemar berhalusinasi tentang hubungan romantis dan seksual pria antara karakter fiksi, selebriti, atau orang yang mereka cintai.
Ada juga yang berpendapat bahwa kata itu muncul pertama kali di media massa dalam sebuah artikel yang diterbitkan Asahi Shimbun Publishing dan terbit pada 20 Juni 2005.
Fenomena fujoshi kemudian merambat sampai ke manga seperti yang dituliskan Ajiko Kojima berjudul My Neighbor Yaoi-chan pada tahun 2006. Selanjutnya, majalah Eureka (Seidosha) menerbitkan dua edisi khusus pada tahun 2006, yaitu Fujo atau Fujoshi Manga Compendium pada bulan Juni dan BL Studies pada bulan Desember.
Sebenarnya istilah itu diciptakan oleh kalangan otaku sendiri dengan mengejek pikiran busuk mereka. Namun, banyak fujoshi yang cenderung tidak ingin mencoba dunia khayalan. Mereka hanya sebatas penggemar genre tersebut.
Karakter Fujoshi
Fujoshi muncul dengan berbagai karakter di dalam anime. Namun, kemunculannya di dalam anime agak lambat dibandingkan perkembangannya di dunia nyata. Beberapa orang menganggap kurangnya eksistensi fujoshi dalam anime karena faktanya fujoshi tidak sejalan dengan pandangan dunia moe yang diinginkan.Fujoshi cenderung dilekatkan kepada perempuan dan sering dicitrakan dengan sosok yang tidak baik. Misal dari karakter fujoshi dalam anime, yakni Junjou Romantica, Eri Aikawa Fujoshi.
Citra fujoshi yang terlanjur melekat pada anak perempuan dengan sifat yang kurang baik, maka muncul fujoshi dan popularitas yaoi yang membuat bingung perspektif Barat, karena di sana dikenal dengan anggapan bahwa gadis menyukai romansa dan memiliki fantasi sendiri dengan karakter yang disukai.
Pada tahun 2013, Asosiasi Keluarga Berencana Jepang mengadakan survei dengan hasil 45 persen wanita menjawab “Tidak tertarik atau membenci kontak seksual”. Keinginan mereka ialah dunia asmara yang aman tanpa ada rasa menyakiti ketika disentuh. Namun, pandangan ini terlalu filosofis dan tidak dapat dijadikan satu-satunya alasan untuk meningkatkan popularitas yaoi.
Fakta fujoshi yaitu sesuatu yang dapat dilekati, atau bisa dimiliki, tetapi disandingkan dengan kenyataan untuk mendapatkan kepuasan yang dilarang dalam segi romansa tradisional. Apabila ruang aman itu disalahgunakan, maka akan menjadi cobaan bagi individu.
(Abdurrahman Addakhil)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id