Di proyek film Ustaz Yusuf Mansur dan Raymond Handaya itu, Yuki harus berbicara menggunakan logat Batak.
"Pastinya ada kesulitan karena di sini saya (memerankan) orang Batak yang orang tuanya berasal dari Batak Toba dan Batak Karo. Jadi, ada banget kesulitannya," aku Yuki Kato blak-blakan.
Ditemui di acara syukuran film Cahaya Cinta Pesantren, di Jalan Ampera, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (25/1/2016), Yuki mengungkapkan beban yang dialaminya kala memerankan karakter Shila.
Demi totalitas peran, artis berusia 20 tahun itu melakukan riset kecil-kecilan di Kota Medan. Yuki mengamati dan banyak belajar dari orang-orang lokal.
"Jujur, iya takut dikritik. Kemarin sempat ke Medan. Banyak tanya sama orang sana. Setiap orang juga logatnya beda-beda. Batak banyak jenisnya ternyata, tapi itu dijadikan PR (pekerjaan rumah) yang menyenangkan karena aku sekalian belajar juga tentang Indonesia," jelasnya.
Ketika kali pertama ditawari bergabung dengan proyek film tersebut,Yuki langsung tertarik. Sebab, skenario film tersebut mengharukan.
"Ada satu bagian yang bikin sedih banget. Kayak benar-benar nusuk saja, dan aku mau banget nih ambil film ini. Cerita ini enggak cuma percintaan, tapi ada unsur Islamnya. Ada humornya juga," kata Yuki Kato.
Film Cahaya Cinta Pesantren mengangkat kisah kehidupan seorang anak nelayan di danau Toba bernama Shila. Dia ingin melanjutkan sekolah ke SMA Negerti favorit di daerahnya, namun tidak lolos karena keterbatasan biaya. Atas bujukan orang tuanya, Shila menjadi santri di Pesantren Al-Amanah.
Selain Yuki Kato terdapat juga beberapa artis lain yang ikut memerankan tokoh penting, yaitu Febby Blink, Vebby Palwinta, Silvia Blink, Rizky Febian, Elma Theana, Tabah Penemuan, Zee Zee Shahab, dan Fachri Muhammad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
