Setelah insiden yang terjadi di Jepang, seorang pembunuh bayaran berinisial 13 diminta untuk kembali ke Indonesia. Insiden itu cukup membuatnya terpukul dengan kenyataan yang ada.
Ketika tiba di Jakarta, 13 tinggal di sebuah rumah susun sendirian. 13 yang sementara ini menjadi pengangguran pun terlihat resah dan ingin cepat kembali diberikan sebuah misi.
Tanpa sengaja, ia bertemu dengan seorang anak laki-laki bernama Monji (Ali Fikry). 13 mencoba untuk memberikan hiburan kepada Monji setelah ibunya meninggal dunia karena overdosis.
Keesokan harinya, 13 menemukan bahwa Monji telah hilang dan menduga anak laki-laki itu diculik seseorang. 13 pun langsung melakukan pencarian, dan tanpa diketahui tindakannya itu akan mengancam banyak nyawa.
| baca juga: Sebenarnya Liam Payne akan Konser di Jakarta Tahun Depan |
Penonton Tak Diberi Nafas Lega
Misi pencarian Monji ini akan membuka banyak masalah dan musuh baru bagi 13. Sebagai seorang pembunuh bayaran berpengalaman, kemampuan bertarung 13 tidak perlu diragukan lagi.Film The Shadow Strays ini akan menghadirkan banyak sekali adegan pertarungan dengan aksi laga yang menarik. Tentunya ini akan menjadi warna baru bagi para pecinta film laga di Indonesia.
Oleh karena itu, para penonton tidak akan diberi nafas lega selama menonton film The Shadow Stray ini. Sepertinya hampir seluruh film akan diisi dengan pertarungan sengit antar karakternya.
Yang menarik di film ini adalah sang sutradara Timo Tjahjanto berhasil memberikan pandangan baru mengenai film laga di Indonesia. Kalau biasanya film laga akan diisi dengan pemeran utama pria yang tangguh, film The Shadow Strays menghadirkan wanita sebagai petarung andalannya.
Koreografi Laga Tak Terduga
Penggunaan koreografi untuk adegan bertarungnya pun sangat perlu diapresiasi. Hal itu karena ada beberapa koreografi yang tidak terduga gerakannya dan tidak biasa.
Salah satu adegan paling favorit yang bisa dinantikan Sobat Medcom adalah ketika 13 harus berhadapan dengan mentornya, yakni Umbar. Pertarungan dua orang wanita tangguh ini cukup memanjakan mata dengan suguhan koreografi tidak bisa ditebak akhirnya akan seperti apa.
Aksi laga yang dihadirkan juga melibatkan banyak sekali senjata. Mulai dari pisau, senjata api, hingga jarum suntik.
Koreografi itu tidak akan memukau tanpa didukung dengan sinematografi yang baik. Teknik pengambilan videonya, transisi dari setiap klipnya itu sangat mulus sehingga para penonton yang melihat pun akan bisa menikmati sambil memakan cemilan.
Lagi-lagi, Timo Tjahjanto memang sudah tahu bagaimana cara menyajikan film laga sehingga karyanya yang satu ini sangat berbeda dari yang lain. Film The Shadow Strays ini sangat pantas untuk dikenal secara global dan bisa membawa Indonesia ke mata dunia.
Adegan Sadis yang Menyiksa
Bumbu lain yang dimasukan Timo dalam film laga ini adalah adegan yang sangat sadis. Tidak sedikit para penonton yang merasa tersiksa karena harus menutup mata melihat darah segar keluar seperti air mancur dari leher manusia.
Ya, ada beberapa adegan yang membuat kepala korbannya terpenggal dan secara perlahan putus mengeluarkan darah. Ada juga adegan pencolokan mata terhadap oknum polisi hingga tewas.
Sobat Medcom yang akan menonton film The Shadow Strays diingatkan untuk tetap berhati-hati karena film itu tidak hanya menyajikan adegan pertarungan biasa saja. Namun itu adalah pertarungan sampai mati.
Pemain yang Totalitas
Keputusan untuk memilih Aurora Ribero, Hana Malasan, Adipati Dolken, Andri Mashadi, Kristo Immanuel, dan Ali Fikry, sebagai jajaran pemain adalah hal yang tepat. Mereka semua memberikan akting terbaik dengan totalitas yang tinggi.
Tampaknya para pemain memang mengikuti skenario sebagai pedomannya dalam berakting untuk dalam film ini. Hasil yang diberikan pun terlihat baik dan sepertinya sesuai dengan ekspektasi Timo Tjahjanto selaku sutradaranya.
Apalagi dengan Aurora Ribero yang pertama kali bermain dalam film laga. Meski ini adalah film debutnya, ia mampu dengan baik berperan sebagai 13.
Aksi pertarungan yang memukau. ekspresi dinginnya sebagai pembunuh bayaran, semuanya telah lengkap. Bahkan rasanya seperti film laga adalah makanan yang biasa bagi Aurora Ribero.
Kritik Sosial Pejabat Negara
Film The Shadow Strays tidak hanya menampilkan aksi laga yang memukau dan adegan sadis yang mengerikan. Film ini juga memberikan kritik sosial terhadap oknum pejabat negara yang melakukan berbagai cara untuk berkuasa.
Kalau di film ini digambarkan bahwa seorang pejabat itu memiliki beberapa koneksi ke pihak berwenang yang membuat bisnis gelapnya lancar. Tidak sedikit juga yang mengandalkan bantuan daripada mafia di hiburan malam.
Bahkan ada salah satu adegan dimana ada seorang supir truk yang diminta mengaku atas perbuatan yang tidak dilakukannya. Oknum polisi pun memaksa untuk mengaku hingga melakukan penyiksaan terhadap supir itu. Tentunya pengakuan palsu itu diperlukan agar rekan bisnis oknum polisi itu bisa aman.
Khusus Penonton Dewasa 21+
Film The Shadow Strays sangat tidak disarankan untuk penonton yang masih berusia di bawah 21 tahun. Film ini hanya khusus untuk orang dewasa.
Pasalnya, film ini tidak hanya memuat adegan sadis dan pertarungan yang menegangkan. Namun juga ada adegan yang memuat ketelanjangan.
Hal itu telah muncul sejak awal film. Bahkan adegan telanjang itu ditampilkan secara vulgar, tanpa menunjukkan alat vitalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
