"Investasi asing tidak masalah, tetapi perlindungan lokal itu harus. Global sejahtera, lokal sejahtera. Itu harus jadi rumusan politik pemerintah kita. Dalam seluruh aspek,” kata Garin saat ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat (29/1/2016).
Menurut sutradara yang baru saja merilis film Aach… Aku Jatuh Cinta itu, dengan tidak adanya proteksi konten lokal, bangsa Indonesia hanya jadi bangsa yang konsumtif.
“Kesejahteraan global harus menyejahterakan lokal. Apakah kita sudah punya strategi lokal? Contoh Filipina, pada hari Natal dan hari besar, film di bioskop film-film lokal. Apa kita punya strategi lokal? Kalau tidak, kita hanya konsumtif," ujarnya.
Garin juga menceritakan bahwa perubahan memang tidak bisa dihindari. Sebagai sutradara yang eksis sejak 1980-an, Garin pun terus beradaptasi dengan zaman. Hal itu dilakukan sebagai bukti konsistensi dan kecintaannya terhadap dunia sinema.
“Aku akan membuat empat sampai lima film untuk bioskop Indonesia. Bioskop Indonesia ada karakter pribadi. Kita ingin membentuk penonton. Selain mengikuti perkembangan, kita juga harus mengikuti penonton. Ibaratnya McDonald's enggak perlu bikin gudeg, perkara mereka bikin rasa sate, itu pelan-pelan. Bangsa beradab itu membentuk selera, bukan mengikuti selera,” kata Garin.
Garin tengah menyiapkan perilisan film hitam putih berjudul Setan Jawa. Film bisu itu akan dirilis secara internasional dan melibatkan musisi dari berbagai negara.
“Pada September ini, Anda akan lihat film hitam putih saya dengan live orchestra gamelan. Di Australia dengan orkestra Melbourne, di Cina dengan orkestra China yang mengiringi,” kata Garin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
