Jakarta: Parade ekshibisi film-film rilisan rumah produksi Ghibli masih berlanjut. Kali ini giliran Kiki’s Delivery Service, sebuah film animasi klasik karya sutradara top Hayao Miyazaki. Kiki’s Delivery Service mulai tayang melalui jaringan bioskop CGV Blitz, pada Jumat, 13 Januari 2018.
Kiki’s Delivery Service memang bukan film baru, film ini dirilis pada 1989. Namun, bukan berarti kisah dalam film ini tidak relevan untuk ditonton hari ini. Bagi mereka yang berencana menghabiskan waktu bersama keluarga untuk menonton film, Kiki’s Delivery Service adalah pilihan tepat. Seperti tradisi film-film Ghibli lain, Kiki’s Delivery Service mengandung pesan moral yang mendalam.
Kisah film ini dibuka dengan cerita Kiki yang dituntut untuk hidup mandiri. Dia sudah berusia 13 tahun, sesuai tradisi keluarga penyihir, tiap penyihir yang memasuki usia 13 tahun harus merantau dan menentukan nasibnya sendiri.
Kiki pun terbang ke sebuah kota di tepi laut, bersama kucing hitam kesayangannya yang kocak, Jiji. Mereka berdua mengalami suka dan duka bersama. Hingga suatu saat, Kiki berada di persimpangan hidup. Dia mulai mengalami krisis kepribadian dan itu menuntutnya untuk mengenal lebih dalam siapa dirinya yang sebenarnya.
Disuguhkan dengan animasi yang memikat, Kiki’s Delivery Service tak sekadar kisah fantasi. Miyazaki berhasil mengemas cerita sederhana dengan bumbu humor dan sarat pesan positif soal kepercayaan diri, pentingnya mengenal diri sendiri, hidup mandiri, dan menjaga identitas diri yang sesuai dengan kultur dan budaya tempat kita tumbuh berkembang. Seperti bagaimana Kiki menjaga identitasnya sebagai seorang penyihir, meski dia harus hidup dikelilingi manusia biasa.
Miyazaki mengadopsi kisah Kiki dari novel dengan judul sama yang ditulis Eiko Kadono dan dipublikasikan pada 1985.
Pada 2018, enam film Ghibli akan ditayangkan di bioskop Indonesia lewat jaringan CGV Blitz. Kiki’s Delivery Service salah satunya. Lima film lainnya adalah From Up On Poppy Hill (Goro Miyazaki, 1989), Arriety (Hiromasa Yonebayashi, 2010), Pom Poko (Isao Takahata, 1994), Porco Rosso (Hayao MIyazaki, 1992) dan When Marine Was There (Hayao MIyazaki, 2014).
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id