Serial ini dibintangi oleh Emily Alyn Lind sebagai Cadence Sinclair Eastman, Shubham Maheshwari sebagai Gat Patil, Esther McGregor sebagai Mirren Sinclair Sheffield, Joseph Zada sebagai Johnny Sinclair Dennis, serta Caitlin FitzGerald sebagai Penny Sinclair.
Tak hanya itu, bintang lain yang akan meramaikan serial ini antara lain Mamie Gummer sebagai Carrie Sinclair, Candice King sebagai Bess Sinclair, Rahul Kohli sebagai Ed Patil, dan David Morse sebagai Harris Sinclair.
Yuk, simak lima alasan mengapa We Were Liars tak boleh kamu lewatkan!
Perpaduan Misteri dan Emosi
Seri ini adalah thriller amnesia yang mengungkap sisi gelap di balik sebuah keluarga yang tampak sempurna. Mengangkat tema cinta, kehilangan, dan memori yang kabur, cerita ini menggugah sekaligus mencekam.
Tokoh utamanya, Cadence Sinclair Eastman, kembali ke pulau pribadi keluarganya bersama "Liars", sahabat-sahabat masa kecilnya. Namun, sebuah insiden misterius mengubah segalanya, membuat Cadence mempertanyakan kenyataan dan membongkar rahasia kelam yang disembunyikan oleh orang-orang terdekatnya.
| Baca juga: Makin Seru! Ini 5 Alasan Nine Perfect Strangers Season 2 Nggak Boleh Dilewatkan |
Visual Menawan dan Suasana Memukau
Syuting We Were Liars yang berlokasi di Nova Scotia, Kanada, memberikan kesan mendalam bagi para pemain. Mereka menyebutnya sebagai tempat yang magis, penuh pesona dan mampu menghidupkan kisah secara visual.
Keindahan alamnya mengingatkan pada Martha’s Vineyard, latar yang ikonik dalam novelnya, sehingga memperkuat daya tarik sinematik serial ini. Dengan lanskap pesisir yang tenang, perahu-perahu cantik, dan suasana khas kawasan Atlantik, latar ini membangun dunia yang begitu memikat.
“Mereka sudah memiliki gambaran yang sangat kuat tentang dunia ini di benak mereka, tugas kami bukan hanya merealisasikannya, tapi melampauinya,” jelas Produser Eksekutif sekaligus Showrunner Carina Adly Mackenzie.
Cerita yang Mendalam
Di luar misteri utamanya, penonton dapat menantikan kisah coming-of-age yang memikat, elemen romansa, dan drama keluarga lintas generasi. Daya tarik yang beragam ini membuat “We Were Liars” memiliki sesuatu untuk setiap orang.
Di balik kesan menyeramkan yang sunyi, seri ini juga menghadirkan kehangatan yang mengejutkan, dengan eksplorasi emosional yang mendalam tentang bagaimana cinta dan kehilangan yang membentuk pengalaman manusia.
"The Liars adalah tempat aman Cadence, sekaligus tempat pemberontakannya. Mereka merupakan cerminan hati nuraninya, masing-masing dari mereka mencerminkan bagian yang berbeda dari dirinya,” kata Emily Alyn Lind.
“Bersama-sama, mereka menciptakan dunia kecil ini di mana mereka bisa menjadi kacau, berani, dan jujur, bahkan sangat jujur satu sama lain, yang merupakan kebalikan dari apa yang diwakili atau diajarkan oleh keluarga Sinclair. Jadi, itu adalah cinta, dan sedikit kegilaan," lanjutnya.
| Baca juga: Deretan Film dan Serial Prime Video yang Tayang Juni 2025 |
Pengalaman Masa Muda yang Relatable
Meski sarat dengan nuansa kelam, serial ini tetap menghadirkan momen-momen ringan yang penuh keseruan, keakraban, dan kenakalan. Hal tersebut mewakili masa muda yang terasa bebas dan tak tersentuh, tepat sebelum semuanya berubah drastis
“Banyak hal terjadi di sepanjang cerita. Serial ini bisa membuat Anda tertawa, menangis, bahkan terkejut. Saya yakin ada sesuatu yang bisa dinikmati oleh semua orang,” ujar Shubham Maheshwari.
Deretan Soundtrack Terbaik
Untuk menciptakan suasana musik yang khas dan mendalam dalam “We Were Liars”, Chris Mollere selaku music supervisor, bersama timnya, menggali isi novel karya E. Lockhart sebagai fondasi dalam menyusun daftar lagu.
Bagi Mollere, musik merupakan bagian integral dari perjalanan emosional karakter. Dengan pilihan lagu yang mencerminkan dinamika cerita, soundtrack serial ini menampilkan beragam nama mulai dari Gracie Abrams (Difficult), HAIM (Forever), Hozier (Who We Are), Jack White (What’s The Rumpus?), hingga Tom Petty (American Girl).
“Kami menjelajahi setiap sudut emosional cerita melalui berbagai musisi, ada yang ikonik, ada pula yang baru muncul, tetapi semuanya kontribusi penting ke dalam cerita,” ujar Chris Mollere.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
