Setting cerita tetap ditempatkan di era tersebut, lengkap dengan atmosfer persahabatan remaja dan gaya hidup khas awal milenium. Para pemain yang memerankan geng Cinta pun mengaku merasa relate dengan nuansa Y2K meski mereka bukan generasi yang tumbuh besar di masa itu.
“Kebetulan kita juga pada suka yang Y2K juga ya. We like something klasik gitu," ungkap Leya Princy dalam program Moviebuff di Youtube Medcom.
Menurut Leya, salah satu hal menarik dari Rangga dan Cinta adalah bagaimana film ini tetap mempertahankan semangat pertemanan khas remaja, yang ternyata bisa berlaku lintas generasi.
“Pertemanan menurut aku di era mana pun akan tetap berarti gitu,” ujarnya.
| baca juga:
|
Nuansa Y2K dalam film ini terlihat bukan hanya lewat gaya busana dan setting sekolah, tapi juga dari chemistry antar karakter. Leya yang berperan sebagai Cinta, menambahkan bahwa setiap anggota geng punya kepribadian unik yang justru memperkaya cerita.
“Maura paling mothering, Karmen yang paling ceplas-ceplos. Milly lucu banget, Alya paling comforting, dan aku tetap menjadi diriku. Itu menurut aku friendship yang mau ditaruh di era manapun akan tetap sama rasanya,” jelasnya.
Sentuhan musikal yang menjadi pembeda film ini juga ikut memperkuat nuansa klasik sekaligus modern. Jika dalam AADC puisi menjadi bahasa hati, kini para karakter menyalurkannya lewat lagu.
Dengan konsep Y2K yang dibalut musikal, Rangga dan Cinta menawarkan pengalaman menonton yang bukan hanya membangkitkan memori AADC, tapi juga menghadirkan nostalgia yang relevan untuk generasi sekarang.
Rangga dan Cinta bakal tayang pada 2 Oktober 2025.
(Maulia Chasanah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
