YOUR FASHION
Kunci Sukses Wong Hang Tailor Bertahan Hingga Generasi Keempat
Elang Riki Yanuar
Minggu 07 Februari 2021 / 17:41
Jakarta: Berawal dari sebuah rumah di Jalan Pahlawan, Surabaya, Wong Hang Tailor kini menjelma menjadi rumah mode ternama di Indonesia. Sosok Wong Hang memang sudah meninggal dunia pada 1983, tapi putra sulungnya Wongso Soebroto meneruskan warisan keluarganya sebelum Peter Wongso yang menjadi generasi ketiga.
Di tangan Peter Wongso, Wong Hang bahkan terus berekspansi dengan membuka gerai di sejumlah tempat seperti Mangga Besar, Pondok, Indah, Kelapa Gading, Grand Indonesia dan Green Lake City hingga Gading Serpong. Mereka juga merambah ke luar kota seperti Bandung, Semarang, Makassar dan Medan.
Sebagai bentuk beradaptasi dengan zaman, Samuel Wongso yang menjadi generasi keempat terus melakukan terobosan. Salah satunya Traveling Tailor, yakni upaya jemput bola agar semakin mendekatkan diri dan kepuasan pelanggan.
"Yang pasti bangga bisa menjadi salah satu penerus dari Dinasti Tailor ini. Up and down bersama-sama keluarga yang mempunyai passion yang sama di dunia fashion tailoring," ungkap Samuel Wongso.
Samuel yang pernah membintangi film "A Man Called Ahok" mengaku bangga bisa meneruskan bisnis keluarganya yang sudah berjalan beberapa dekade. Pandemi korona yang melanda Indonesia membuat sektor bisnis terkena dampak. Tapi Samuel bersyukur, Wong Hang Tailor bisa tetap bertahan.
"Era pasang surut selalu ada seperti krisis ekonomi beberapa tahun lalu dan sekarang ini pandemi 2020. Bukan hanya kita namun banyak juga di semua industri mengalami hal yang sama, tetapi kami bersyukur tidak terlalu berdampak buruk pada usaha tailor," jelasnya.
Memberikan pelayanan terbaik seperti Free Alteration atau (seumur hidup) menjadi salah satu kunci Wong Hang terus dekat dengan pelanggan. Samuel menyadari dunia fashion sangat dinamis dengan tren yang terus berubah.
"Ketepatan waktu, pemilihan jenis kain yang sangat banyak sehingga mempunyai banyak pilihan dan cutting yang sangat baik sehingga semua klien pada waktu menggunakan langsung merasa puas, apa yang kami lakukan menjadi marketing gratis mulut ke mulut," jelas Samuel.

"Dari kecil saya selalu diajarkan filosofi-filosofi tailor di keluarga kami sehingga resep kuno itu menempel di otak dan menjadi bekal untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis keluarga ini," lanjut dia.
Setelah 88 tahun, Samuel dan keluarga tentu sudah menyiapkan generasi kelima. Dia akan meneruskan semangat kakek buyut dan keluarga lain untuk menjalani bisnis terpandang di Indonesia itu.
"Generasi pertama yaitu Wong Hang sendiri yang berangkat dari Guang Dong China menuju Surabaya lalu dilanjutkan generasi kedua kakek saya Wongso Soebroto dan generasi ketiga dilanjutkan oleh Papa saya mereka tujuh bersaudara (pria) yang melanjutkan. Generasi keempat yaitu generasi saya bersama kakak dan adik-adik sepupu sementara masih lima orang. Ini sedang akan dipikirkan yang pasti tidak ada paksaan seperti generasi kami juga tidak pernah dipaksa untuk bekerja di industri ini," kata adik Stephen Wongso ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)
Di tangan Peter Wongso, Wong Hang bahkan terus berekspansi dengan membuka gerai di sejumlah tempat seperti Mangga Besar, Pondok, Indah, Kelapa Gading, Grand Indonesia dan Green Lake City hingga Gading Serpong. Mereka juga merambah ke luar kota seperti Bandung, Semarang, Makassar dan Medan.
Sebagai bentuk beradaptasi dengan zaman, Samuel Wongso yang menjadi generasi keempat terus melakukan terobosan. Salah satunya Traveling Tailor, yakni upaya jemput bola agar semakin mendekatkan diri dan kepuasan pelanggan.
"Yang pasti bangga bisa menjadi salah satu penerus dari Dinasti Tailor ini. Up and down bersama-sama keluarga yang mempunyai passion yang sama di dunia fashion tailoring," ungkap Samuel Wongso.
Samuel yang pernah membintangi film "A Man Called Ahok" mengaku bangga bisa meneruskan bisnis keluarganya yang sudah berjalan beberapa dekade. Pandemi korona yang melanda Indonesia membuat sektor bisnis terkena dampak. Tapi Samuel bersyukur, Wong Hang Tailor bisa tetap bertahan.
"Era pasang surut selalu ada seperti krisis ekonomi beberapa tahun lalu dan sekarang ini pandemi 2020. Bukan hanya kita namun banyak juga di semua industri mengalami hal yang sama, tetapi kami bersyukur tidak terlalu berdampak buruk pada usaha tailor," jelasnya.
Memberikan pelayanan terbaik seperti Free Alteration atau (seumur hidup) menjadi salah satu kunci Wong Hang terus dekat dengan pelanggan. Samuel menyadari dunia fashion sangat dinamis dengan tren yang terus berubah.
"Ketepatan waktu, pemilihan jenis kain yang sangat banyak sehingga mempunyai banyak pilihan dan cutting yang sangat baik sehingga semua klien pada waktu menggunakan langsung merasa puas, apa yang kami lakukan menjadi marketing gratis mulut ke mulut," jelas Samuel.

"Dari kecil saya selalu diajarkan filosofi-filosofi tailor di keluarga kami sehingga resep kuno itu menempel di otak dan menjadi bekal untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis keluarga ini," lanjut dia.
Setelah 88 tahun, Samuel dan keluarga tentu sudah menyiapkan generasi kelima. Dia akan meneruskan semangat kakek buyut dan keluarga lain untuk menjalani bisnis terpandang di Indonesia itu.
"Generasi pertama yaitu Wong Hang sendiri yang berangkat dari Guang Dong China menuju Surabaya lalu dilanjutkan generasi kedua kakek saya Wongso Soebroto dan generasi ketiga dilanjutkan oleh Papa saya mereka tujuh bersaudara (pria) yang melanjutkan. Generasi keempat yaitu generasi saya bersama kakak dan adik-adik sepupu sementara masih lima orang. Ini sedang akan dipikirkan yang pasti tidak ada paksaan seperti generasi kami juga tidak pernah dipaksa untuk bekerja di industri ini," kata adik Stephen Wongso ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)