WISATA
Tak Peduli Kebijakan Efisiensi, Pemesanan Tiket Libur Lebaran tetap Tinggi
A. Firdaus
Rabu 19 Maret 2025 / 10:15
Jakarta: Efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah ternyata tak berdampak pada pergerakan masyarakat untuk memesan tiket kendaraan jelang libur lebaran. Justru kata Co-Founder & Chief Marketing Officer Tiket.com Gaery Undarsa, ada kenaikan terkait pemesanan tiket pada lebaran tahun ini.
Gaery mengatakan tersebut bukan tanpa data. Tercatat dalam data yang dimiliki Tiket.com, pemesanan tiket transportasi mengalami kenaikan sebesar 27 persen, akomodasi sebesar 41 persen, dan aktivitas wisata sebesar 69 persen dibandingkan lebaran tahun lalu.
"Efisiensi dari pemerintah memang ada, tapi kalau kita melihatnya untuk sekarang, itu berarti kita bicara periode Lebaran, kita lihat sebenarnya dari datanya, ternyata dari tahun ke tahun itu malah naik sebenarnya untuk periode ini," ujar Gaery dalam konferensi pers Senin 17 Maret 2025.
Baca juga: 5 Rest Area Ini Populer dan Banyak Pilihan Restoran, Yuk Cari Tahu!
Tren yang tak peduli dengan efisiensi itu juga diperkuat dengan adanya prediksi dari Kementerian Perhubungan yang menyatakan bahwa, sekitar 146,48 juta orang atau lebih dari 52 persen dari total penduduk Indonesia akan melakukan perjalanan di periode libur Lebaran 2025.
Pihak Kementerian menyebut mayoritas masyarakat yang mudik berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Sementara data Tiket.com menunjukkan kawasan Jabodetabek, Bali, dan Malang jadi destinasi yang paling diminati untuk mengisi waktu liburan bersama keluarga.

Gaery Undarsa, Co-Founder and Chief Marketing Officer, tiket.com. Dok. Ist
Gaery menekankan tiket kendaraan yang dibeli ketika musim libur Lebaran merupakan salah satu kebutuhan individu, bukan kebutuhan pemerintah secara keseluruhan. Artinya, periode libur tersebut justru akan membawa perputaran ekonomi karena banyak pelaku pariwisata terlibat di dalamnya.
"Sebenarnya untuk periode Lebaran ini kan karena customer, kebanyakan sebenarnya dari sisi retail atau mungkin kayak yang non-government, karena rata-rata personal. Apalagi saat ngomong di liburan itu lebih karena personal needs ya, bukan government needs," kata dia.
Ia juga menyampaikan dampak dari kebijakan efisiensi anggaran sampai saat ini belum terasa. Sebab pemesanan tiket menjelang libur Lebaran terus mengalami peningkatan, termasuk pemesanan akomodasi dan tiket ke destinasi wisata di daerah,
"So far untuk tren Lebaran dan liburan sampai kuartal 1, kuartal 2 ini mungkin masuk oke," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Gaery mengatakan tersebut bukan tanpa data. Tercatat dalam data yang dimiliki Tiket.com, pemesanan tiket transportasi mengalami kenaikan sebesar 27 persen, akomodasi sebesar 41 persen, dan aktivitas wisata sebesar 69 persen dibandingkan lebaran tahun lalu.
"Efisiensi dari pemerintah memang ada, tapi kalau kita melihatnya untuk sekarang, itu berarti kita bicara periode Lebaran, kita lihat sebenarnya dari datanya, ternyata dari tahun ke tahun itu malah naik sebenarnya untuk periode ini," ujar Gaery dalam konferensi pers Senin 17 Maret 2025.
Baca juga: 5 Rest Area Ini Populer dan Banyak Pilihan Restoran, Yuk Cari Tahu!
Tren yang tak peduli dengan efisiensi itu juga diperkuat dengan adanya prediksi dari Kementerian Perhubungan yang menyatakan bahwa, sekitar 146,48 juta orang atau lebih dari 52 persen dari total penduduk Indonesia akan melakukan perjalanan di periode libur Lebaran 2025.
Pihak Kementerian menyebut mayoritas masyarakat yang mudik berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Sementara data Tiket.com menunjukkan kawasan Jabodetabek, Bali, dan Malang jadi destinasi yang paling diminati untuk mengisi waktu liburan bersama keluarga.

Gaery Undarsa, Co-Founder and Chief Marketing Officer, tiket.com. Dok. Ist
Gaery menekankan tiket kendaraan yang dibeli ketika musim libur Lebaran merupakan salah satu kebutuhan individu, bukan kebutuhan pemerintah secara keseluruhan. Artinya, periode libur tersebut justru akan membawa perputaran ekonomi karena banyak pelaku pariwisata terlibat di dalamnya.
"Sebenarnya untuk periode Lebaran ini kan karena customer, kebanyakan sebenarnya dari sisi retail atau mungkin kayak yang non-government, karena rata-rata personal. Apalagi saat ngomong di liburan itu lebih karena personal needs ya, bukan government needs," kata dia.
Ia juga menyampaikan dampak dari kebijakan efisiensi anggaran sampai saat ini belum terasa. Sebab pemesanan tiket menjelang libur Lebaran terus mengalami peningkatan, termasuk pemesanan akomodasi dan tiket ke destinasi wisata di daerah,
"So far untuk tren Lebaran dan liburan sampai kuartal 1, kuartal 2 ini mungkin masuk oke," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)