WISATA
Menparekraf Sandiaga Dorong Pengembangan Parekraf di Sulawesi Barat
Sandra Odilifia
Rabu 24 Februari 2021 / 12:10
Jakarta: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mendorong pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Sulawesi Barat.
Dalam pertemuannya dengan Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar, Sandiaga menjelaskan bahwa dirinya bersama Gubernur Sulbar telah berkomitmen, untuk mendorong pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan tersebut.
"Mengingat wilayah ini memiliki potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang sangat besar untuk dikembangkan,” ujar Menparekraf Sandiaga, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Beberapa potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdapat di Sulawesi Barat, antara lain wisata alam yang terletak di Pulau Balabalakang dan Pulau Karampuang yang biasa digunakan untuk diving ataupun snorkeling.
Selain itu, ada juga wisata mangrove di kota Mamuju, Tari Sayyang Pattu’du atau kuda menari, dan kulinernya berupa kopi terbaik yang ada di kabupaten Mamasa, serta berbagai potensi lainnya.
“Di Indonesia ada lebih dari 30 juta pekerja di bidang parekraf, saya rasa di Sulbar juga cukup tinggi angka masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk itu, kita harus gerak cepat, gerak bersama dalam mengembangkan sektor parekraf di Sulbar,” katanya.
Dari sisi atraksi wisata, Sulawesi Barat juga memiliki berbagai macam event seperti Festival Sandeq Race, Festival Kota Tua Majene, Festival Gandang Dewata di Mamasa, Festival Bumi Lalla Tasisara di Mamuju Tengah, Festival Banua Kayyang di Polman, dan sebagainya.
“Festival tersebut nantinya akan kita kurasi terlebih dahulu untuk dapat dijadikan Calender of Event atau yang sekarang ini kita sebut Kharisma Event Nusantara,” ujar Menparekraf.
Kharisma Event Nusantara ini merupakan program Kemenparekraf/Baparekraf yang bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendorong festival atau event daerah yang bisa diangkat ke taraf internasional.
Dalam menggelar event atau festival di tengah pandemi, Menparekraf mengimbau harus dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Untuk itu, Menparekraf akan memastikan penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental Sustainability) di Sulbar berjalan dengan baik.
“Di Sulawesi Barat terdapat 152 hotel dan 276 restoran, nanti akan kita check kepatuhannya terhadap protokol kesehatan CHSE. Karena saat ini, bukan lagi going or not going, bukan doing or not doing, tapi how to do it dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” kata Sandiaga.
Menparekraf berharap dengan adanya kolaborasi bersama Gubernur Sulawesi Barat ini, bisa membangkitkan sektor pariwisata dan memulihkan ekonomi kreatif, serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ali Baal menjelaskan bahwa provinsi yang dipimpinnya itu memiliki kekayaan alam yang luar biasa serta keanekaragaman dan keunikan suku, tradisi, dan budaya.
Selain itu, peninggalan sejarah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi provinsi ini. Untuk itu, pihaknya memerlukan dukungan dari pemerintah pusat dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatifnya.
“Mudah-mudahan dengan adanya dukungan ini, kita bisa memulihkan dan membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Sulbar bersama-sama,” ujarnya
Ia juga berharap Kemenparekraf dapat memberikan pendampingan bagi pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk meningkatkan kompetensi serta membantu melakukan promosi dan publikasi terkait destinasi wisata yang ada di Sulbar.
(FIR)
Dalam pertemuannya dengan Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar, Sandiaga menjelaskan bahwa dirinya bersama Gubernur Sulbar telah berkomitmen, untuk mendorong pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan tersebut.
"Mengingat wilayah ini memiliki potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang sangat besar untuk dikembangkan,” ujar Menparekraf Sandiaga, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Beberapa potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdapat di Sulawesi Barat, antara lain wisata alam yang terletak di Pulau Balabalakang dan Pulau Karampuang yang biasa digunakan untuk diving ataupun snorkeling.
Selain itu, ada juga wisata mangrove di kota Mamuju, Tari Sayyang Pattu’du atau kuda menari, dan kulinernya berupa kopi terbaik yang ada di kabupaten Mamasa, serta berbagai potensi lainnya.
“Di Indonesia ada lebih dari 30 juta pekerja di bidang parekraf, saya rasa di Sulbar juga cukup tinggi angka masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk itu, kita harus gerak cepat, gerak bersama dalam mengembangkan sektor parekraf di Sulbar,” katanya.
Dari sisi atraksi wisata, Sulawesi Barat juga memiliki berbagai macam event seperti Festival Sandeq Race, Festival Kota Tua Majene, Festival Gandang Dewata di Mamasa, Festival Bumi Lalla Tasisara di Mamuju Tengah, Festival Banua Kayyang di Polman, dan sebagainya.
“Festival tersebut nantinya akan kita kurasi terlebih dahulu untuk dapat dijadikan Calender of Event atau yang sekarang ini kita sebut Kharisma Event Nusantara,” ujar Menparekraf.
Kharisma Event Nusantara ini merupakan program Kemenparekraf/Baparekraf yang bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mendorong festival atau event daerah yang bisa diangkat ke taraf internasional.
Dalam menggelar event atau festival di tengah pandemi, Menparekraf mengimbau harus dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Untuk itu, Menparekraf akan memastikan penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental Sustainability) di Sulbar berjalan dengan baik.
“Di Sulawesi Barat terdapat 152 hotel dan 276 restoran, nanti akan kita check kepatuhannya terhadap protokol kesehatan CHSE. Karena saat ini, bukan lagi going or not going, bukan doing or not doing, tapi how to do it dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” kata Sandiaga.
Menparekraf berharap dengan adanya kolaborasi bersama Gubernur Sulawesi Barat ini, bisa membangkitkan sektor pariwisata dan memulihkan ekonomi kreatif, serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ali Baal menjelaskan bahwa provinsi yang dipimpinnya itu memiliki kekayaan alam yang luar biasa serta keanekaragaman dan keunikan suku, tradisi, dan budaya.
Selain itu, peninggalan sejarah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi provinsi ini. Untuk itu, pihaknya memerlukan dukungan dari pemerintah pusat dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatifnya.
“Mudah-mudahan dengan adanya dukungan ini, kita bisa memulihkan dan membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Sulbar bersama-sama,” ujarnya
Ia juga berharap Kemenparekraf dapat memberikan pendampingan bagi pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk meningkatkan kompetensi serta membantu melakukan promosi dan publikasi terkait destinasi wisata yang ada di Sulbar.
(FIR)