WISATA
Wujud Cinta Batik, Yuk Sambangi Kegiatan Seru di Museum Batik Indonesia
A. Firdaus
Rabu 02 Oktober 2024 / 07:10
Jakarta: Melipir ke Museum Batik Indonesia yang berada di Taman Mini Indonesia Indah, jadi momem baik buat kamu memperingati Hari Batik Nasional. Terlebih pada hari ini, Museum Batik Indonesia menggelar acara Batik Budaya Berkelanjutan, Rabu 2 Oktober 2024.
Ada rangkaian kegiatan yang bisa diikuti #SahabatMBatik mulai pukul 07.30 WIB. Seperti pertunjukan seni tari, dongeng, teater, hingga pameran temporer. Kamu juga bisa memilih acara sendiri yang disiapkan panitia, seperti mengikuti Bincang Batik dengan tema Pelestarian Batik melalui Pewarnaan Alami.
Ada juga wokshop membatik 30 meter, permainan tradisional hingga kunjungan ke ruang pamer museum. Untuk ruang pamer museum, di Museum Batik Indonesia ini memiliki beberapa ruangan, di antaranya:
Ruang pertama ini merupakan ruang pengenalan mengenai batik sebagai sebuah karya Adiluhung. Pada ruang ini dijelaskan mengenai awal mula pendirian Museum Batik Indonesia, pengertian batik, dan sejarah batik di Nusantara.
Pada ruangan ini disajikan replika sertifikat penetapan Batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO. Sejarah batik di Indonesia ditunjukkan dengan keberadaan arca yang telah digambarkan mengenakan kain bermotif sebagai representasi kehadiran motif batik di masa Hindu-Buddha. Pada ruang pamer ini ditampilkan dua replika arca tersebut, yaitu Arca Prajnaparamita dan Arca Durga Mahisasuramardini.
Ruang kedua bertema khazanah Batik Nusantara yang memamerkan berbagai jenis koleksi batik yang mewakili daerah-daerah penghasil batik, dan perkembangan batik yang berakulturasi dengan budaya asing.
Pameran ini dimulai dengan ditampilkannya kain tradisional yang tekniknya serupa dengan batik, yaitu kain Sarita dan Ma’a dari Toraja, serta Simbut dari Banten. Selanjutnya dipamerkan kain batik yang berasal dari enam wilayah awal perkembangan batik di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, Cirebon, Lasem, dan Madura.
Selain itu, ditampilkan batik dari berbagai daerah lain dan batik hasil akulturasi beberapa budaya, yaitu Batik Basurek, Batik motif Kilin Menari, Batik Jawa Hokokai, dan Batik Belanda.
Baca juga; Museum Batik Indonesia Tambah Koleksi, Terpulas di Body Vespa
Ruang ketiga menampilkan teknik pembuatan batik. Sejalan dengan tujuan awal pendirian Museum Batik Indonesia, di ruang ini menekankan bahwa batik yang masuk ke dalam Warisan Budaya Takbenda adalah batik tulis dan batik cap yang menggunakan perintang warna lilin malam panas dan alatnya berupa canting tulis serta canting cap.

Di ruang ini terdapat diorama seorang ibu sedang membuat batik tulis dan seorang bapak sedang membuat batik cap. Ditampilkan pula informasi terkait pewarna alam yang dipakai untuk pewarnaan batik.
Ruang keempat menjelaskan tentang penggunaan batik secara tradisional. Pada ruang ini dipamerkan jenis-jenis penggunaan batik yang ada pada masyarakat seperti kain bawahan, dodot, kemben, ikat kepala, gendongan, dan selendang.
Ruang kelima menjelaskan tentang perkembangan batik secara modern. Di ruang ini, terdapat koleksi batik yang menunjukkan adanya perkembangan batik dari segi motif seperti Batik Indonesia yang dibuat oleh Go Tik Swan, pewarnaan batik yang tidak hanya terbatas pada warna dasar, dan bahan kain yang dipakai untuk batik.
Ruang keenam yaitu Galeri Kemasyhuran menampilkan beberapa tokoh penting dalam lini masa batik di Indonesia. Di ruang ini terdapat panil yang menjelaskan beberapa tokoh, seperti Raja dan Ratu Jawa, R.A. Kartini, Oey Soe Tjoen, Soekarno, Go Tik Swan, Ibu Soed, Soeharto, Ali Sadikin, Iwan Tirta, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, dipamerkan pula kain batik yang terkait dengan tokoh tersebut.
Ruang ketujuh merupakan ruang kesimpulan yang menjelaskan tentang batik sebagai warisan nenek moyang dan akan terus lestari. Pada ruangan ini terdapat koleksi busana Kampuhan yang merupakan replika busana pengantin yang digunakan oleh Sinuhun Paku Buwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Selain itu terdapat koleksi kain batik yang menggambarkan batik dalam setiap kehidupan manusia.
Museum Batik Indonesia merupakan museum khusus yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Museum ini didirikan sebagai wujud tindak lanjut atas penetapan Batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009.
Masuknya batik ke dalam daftar tersebut membuat pemerintah merasa perlu untuk mendirikan tempat pewarisan pengetahuan sekaligus budaya batik menjadi jati diri dan identitas Bangsa Indonesia.
Museum Batik Indonesia mulai dibangun pada 2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan selesai dibangun pada 2018. Saat ini pengelolaannya berada di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Secara arsitektural, bentuk denah bangunan Museum Batik Indonesia menyerupai lipatan kain. Pada bagian depan bangunan museum dihias dengan beberapa motif batik, salah satunya adalah motif Kawung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Ada rangkaian kegiatan yang bisa diikuti #SahabatMBatik mulai pukul 07.30 WIB. Seperti pertunjukan seni tari, dongeng, teater, hingga pameran temporer. Kamu juga bisa memilih acara sendiri yang disiapkan panitia, seperti mengikuti Bincang Batik dengan tema Pelestarian Batik melalui Pewarnaan Alami.
Ada juga wokshop membatik 30 meter, permainan tradisional hingga kunjungan ke ruang pamer museum. Untuk ruang pamer museum, di Museum Batik Indonesia ini memiliki beberapa ruangan, di antaranya:
1. Ruang Sejarah Batik Nusantara
Ruang pertama ini merupakan ruang pengenalan mengenai batik sebagai sebuah karya Adiluhung. Pada ruang ini dijelaskan mengenai awal mula pendirian Museum Batik Indonesia, pengertian batik, dan sejarah batik di Nusantara.
Pada ruangan ini disajikan replika sertifikat penetapan Batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO. Sejarah batik di Indonesia ditunjukkan dengan keberadaan arca yang telah digambarkan mengenakan kain bermotif sebagai representasi kehadiran motif batik di masa Hindu-Buddha. Pada ruang pamer ini ditampilkan dua replika arca tersebut, yaitu Arca Prajnaparamita dan Arca Durga Mahisasuramardini.
2. Khazanah Batik Nusantara
Ruang kedua bertema khazanah Batik Nusantara yang memamerkan berbagai jenis koleksi batik yang mewakili daerah-daerah penghasil batik, dan perkembangan batik yang berakulturasi dengan budaya asing.
Pameran ini dimulai dengan ditampilkannya kain tradisional yang tekniknya serupa dengan batik, yaitu kain Sarita dan Ma’a dari Toraja, serta Simbut dari Banten. Selanjutnya dipamerkan kain batik yang berasal dari enam wilayah awal perkembangan batik di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, Cirebon, Lasem, dan Madura.
Selain itu, ditampilkan batik dari berbagai daerah lain dan batik hasil akulturasi beberapa budaya, yaitu Batik Basurek, Batik motif Kilin Menari, Batik Jawa Hokokai, dan Batik Belanda.
Baca juga; Museum Batik Indonesia Tambah Koleksi, Terpulas di Body Vespa
3. Ruang Teknik Pembuatan Batik
Ruang ketiga menampilkan teknik pembuatan batik. Sejalan dengan tujuan awal pendirian Museum Batik Indonesia, di ruang ini menekankan bahwa batik yang masuk ke dalam Warisan Budaya Takbenda adalah batik tulis dan batik cap yang menggunakan perintang warna lilin malam panas dan alatnya berupa canting tulis serta canting cap.

Di ruang ini terdapat diorama seorang ibu sedang membuat batik tulis dan seorang bapak sedang membuat batik cap. Ditampilkan pula informasi terkait pewarna alam yang dipakai untuk pewarnaan batik.
4. Ruang Penggunaan Batik Secara Tradisional
Ruang keempat menjelaskan tentang penggunaan batik secara tradisional. Pada ruang ini dipamerkan jenis-jenis penggunaan batik yang ada pada masyarakat seperti kain bawahan, dodot, kemben, ikat kepala, gendongan, dan selendang.
5. Ruang Perkembangan Batik
Ruang kelima menjelaskan tentang perkembangan batik secara modern. Di ruang ini, terdapat koleksi batik yang menunjukkan adanya perkembangan batik dari segi motif seperti Batik Indonesia yang dibuat oleh Go Tik Swan, pewarnaan batik yang tidak hanya terbatas pada warna dasar, dan bahan kain yang dipakai untuk batik.
6. Galeri Kemasyhuran
Ruang keenam yaitu Galeri Kemasyhuran menampilkan beberapa tokoh penting dalam lini masa batik di Indonesia. Di ruang ini terdapat panil yang menjelaskan beberapa tokoh, seperti Raja dan Ratu Jawa, R.A. Kartini, Oey Soe Tjoen, Soekarno, Go Tik Swan, Ibu Soed, Soeharto, Ali Sadikin, Iwan Tirta, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, dipamerkan pula kain batik yang terkait dengan tokoh tersebut.
7. Ruang Kesimpulan
Ruang ketujuh merupakan ruang kesimpulan yang menjelaskan tentang batik sebagai warisan nenek moyang dan akan terus lestari. Pada ruangan ini terdapat koleksi busana Kampuhan yang merupakan replika busana pengantin yang digunakan oleh Sinuhun Paku Buwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Selain itu terdapat koleksi kain batik yang menggambarkan batik dalam setiap kehidupan manusia.
Museum Batik Indonesia merupakan museum khusus yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Museum ini didirikan sebagai wujud tindak lanjut atas penetapan Batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009.
Masuknya batik ke dalam daftar tersebut membuat pemerintah merasa perlu untuk mendirikan tempat pewarisan pengetahuan sekaligus budaya batik menjadi jati diri dan identitas Bangsa Indonesia.
Museum Batik Indonesia mulai dibangun pada 2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan selesai dibangun pada 2018. Saat ini pengelolaannya berada di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Secara arsitektural, bentuk denah bangunan Museum Batik Indonesia menyerupai lipatan kain. Pada bagian depan bangunan museum dihias dengan beberapa motif batik, salah satunya adalah motif Kawung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)