WISATA
Staycation dan Workcation Masih jadi Tren selama 2022
A. Firdaus
Kamis 24 Februari 2022 / 11:10
Jakarta: Staycation dan workcation diprediksi masih bakal menjadi tren liburan selama 2022. Chief Marketing Officer Traveloka, Shirley Lesmana mengatakan, tren ini didorong oleh kesadaran orang-orang untuk menjaga kesehatan mental di tengah berbagai keterbatasan.
"Ternyata ini merupakan salah satu tren yang berkembang karena kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental cukup tinggi," kata Shirley.
Staycation menjadi pilihan untuk melepas penat di tengah berkurangnya kesempatan untuk liburan ke tempat-tempat yang jauh, demi meminimalkan risiko penyebaran virus. Staycation dianggap masyarakat sebagai cara untuk mengambil jeda dan menyegarkan pikiran, kebutuhan di tengah hidup yang penuh aktivitas.
"Dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, pencarian staycation di mesin pencari kini naik 10 kali lipat," ujar Shirley.
Tren lainnya yang diprediksi masih akan mewarnai 2022 adalah workcation, yang merupakan gabungan kata dari work dan vacation, yakni bekerja di tempat liburan. Gaya hidup ini didorong oleh berbagai perusahaan yang menerapkan kebijakan pekerjaan yang lebih fleksibel, tak mengharuskan karyawan untuk datang ke kantor.
Pekerjaan boleh dilakukan dari mana saja asalkan tugas-tugas rampung. Kebijakan seperti ini makin banyak dipraktikkan kala wabah virus corona hadir, di mana pekerja bisa bekerja dari mana saja tanpa harus ke kantor.
"Ini direspons pengguna untuk kerja di tempat lain, seperti di Bali, Bandung atau Puncak, yang diperlukan hanyalah koneksi (internet) yang baik dan workcation yang nyaman," jelas Shirley.
Kebutuhan konsumen mencari tempat staycation dan workcation yang nyaman membuahkan Holiday Stays di Traveloka pada kuartal empat tahun 2021, di mana pengguna bisa mencari akomodasi selain hotel, mulai dari resort, vila hingga glamping.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
"Ternyata ini merupakan salah satu tren yang berkembang karena kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental cukup tinggi," kata Shirley.
Staycation menjadi pilihan untuk melepas penat di tengah berkurangnya kesempatan untuk liburan ke tempat-tempat yang jauh, demi meminimalkan risiko penyebaran virus. Staycation dianggap masyarakat sebagai cara untuk mengambil jeda dan menyegarkan pikiran, kebutuhan di tengah hidup yang penuh aktivitas.
"Dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, pencarian staycation di mesin pencari kini naik 10 kali lipat," ujar Shirley.
Tren lainnya yang diprediksi masih akan mewarnai 2022 adalah workcation, yang merupakan gabungan kata dari work dan vacation, yakni bekerja di tempat liburan. Gaya hidup ini didorong oleh berbagai perusahaan yang menerapkan kebijakan pekerjaan yang lebih fleksibel, tak mengharuskan karyawan untuk datang ke kantor.
Pekerjaan boleh dilakukan dari mana saja asalkan tugas-tugas rampung. Kebijakan seperti ini makin banyak dipraktikkan kala wabah virus corona hadir, di mana pekerja bisa bekerja dari mana saja tanpa harus ke kantor.
"Ini direspons pengguna untuk kerja di tempat lain, seperti di Bali, Bandung atau Puncak, yang diperlukan hanyalah koneksi (internet) yang baik dan workcation yang nyaman," jelas Shirley.
Kebutuhan konsumen mencari tempat staycation dan workcation yang nyaman membuahkan Holiday Stays di Traveloka pada kuartal empat tahun 2021, di mana pengguna bisa mencari akomodasi selain hotel, mulai dari resort, vila hingga glamping.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)