WISATA

5 Tren Perjalanan Gen-Z dan Cara Mereka Menikmati Pariwisata

Mia Vale
Senin 18 November 2024 / 18:20
Jakarta: Ketika generasi milenial dan Generasi Z menyalip generasi baby boomer, industri pariwisata menyaksikan perubahan radikal dalam perilaku konsumen. Segalanya berubah dengan sangat cepat, mulai dari pilihan destinasi hingga metode pemesanan. 

Gen Z – mereka yang lahir antara pertengahan tahun 1990-an dan awal tahun 2010-an – secara drastis membentuk masa depan perjalanan dan pariwisata dengan preferensi dan nilai-nilai yang unik.

Baca juga: 7 Tips Solo Traveling ke Luar Negeri yang Aman dan Nyaman

Dengan semakin maraknya generasi yang paham teknologi dan sadar lingkungan, industri perjalanan harus bersiap menghadapi transformasi dramatis jika ingin memasuki pasar berkembang yang sangat besar ini. 

Gen-Z, lebih dari generasi sebelumnya, telah dibentuk oleh internet, dan tren apa pun yang menarik perhatiannya dapat dengan cepat melambung ke popularitas besar, menciptakan lingkungan bisnis baru yang bergerak cepat dan lancar. Namun seperti apa sebenarnya perubahan tersebut?
 

1. Memilih wilayah yang lebih 'menantang'


Mungkin selama bertahun-tahun, pemilihan tempat untuk menginap saat pelesiran hanya sebatas hotel dan motel di kawasan dengan industri pariwisata terkemuka, yang kita pesan secara langsung. 

Namun untuk Gen-Z, mereka lebih menyukai Airbnb, di mana pemesanannya secara online. Jadi mengutip laman Forbes, bisa saja mereka memilih penginapan di tempat-tempat yang jauh dari perkotaan dengan pemandangan yang lebih bagus dan 'asli'. 

Hasilnya, pusat-pusat pariwisata baru mungkin mulai bermunculan. Untuk pariwisata tentu berdampak positif terhadap perekonomian, karena mengarah pada peningkatan pendapatan pajak dan pendapatan pribadi.
 

2. Instagrammability 



(Daya tarik visual suatu destinasi, menurut blog Press Leader, memainkan peran utama dalam pengambilan keputusan perjalanan bagi Gen-Z. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

“Kemampuan Instagram” adalah faktor kunci yang dicari generasi milenial dalam pengalaman perjalanan mereka, dan wisatawan Gen-Z pun mengikuti jejak mereka. Dipengaruhi oleh daya tarik destinasi dan akomodasi yang fotogenik, tren ini menyebabkan perubahan besar- baik dalam daftar destinasi yang dipilih oleh Gen-Z untuk dikunjungi, maupun aktivitas yang mereka sukai saat tiba di destinasi tersebut. 

Saat mereka membagikan foto liburan impian mereka di Instagram, hal ini kemudian menarik perhatian teman-teman mereka, sehingga menciptakan lingkaran pemasaran. 
 

3. Menginginkan pengalaman unik


Berkat internet, Gen-Z kini dapat melakukan sedikit perjalanan virtual kapan pun mereka mau. Jika mereka tertarik pada destinasi tertentu, mereka dapat melihat banyak sekali gambar dan video orang-orang yang pernah berwisata ke sana. 

Alasan ini yang membuat semakin besar keinginan Gen-Z untuk menjelajahi hal-hal yang belum dijelajahi. Perilaku ini mengisyaratkan hal yang paling penting bagi Gen- Z, yaitu pengalaman.
 

4. Wisata budaya pop


Disebut juga wisata fandom, telah mendapatkan popularitas besar dalam beberapa tahun terakhir, dan Gen-Z berada di garis depan dalam tren ini. Kadang-kadang disebut "set-jetting", ini melibatkan perjalanan ke tujuan yang berhubungan dengan film, serial TV, anime, komik, atau buku favorit seseorang. 

Jenis pariwisata ini memungkinkan para penggemar untuk membenamkan diri lebih dalam ke dalam kisah-kisah yang mereka sukai, serta berinteraksi dengan orang lain yang berpikiran sama, menciptakan pengalaman perjalanan budaya-sosial yang hibrid. 

Pilihan wisatawan Gen-Z sangat dipengaruhi oleh budaya pop yang mereka konsumsi. Mereka sering memilih destinasi berdasarkan lokasi syuting film favoritnya atau tempat tinggal penulis favoritnya. Penggemar budaya pop sering kali bermimpi mengunjungi tempat-tempat yang pernah mereka lihat di layar atau dibaca di novel.
 

5. Bleisure


Merupakan gabungan antara bisnis dan rekreasi, merupakan salah satu tren perjalanan Gen-Z paling populer yang menggabungkan perjalanan yang berhubungan dengan pekerjaan dengan aktivitas rekreasi atau healing. Tren ini mendapatkan daya tarik yang besar ketika Gen-Z dan profesional milenial berupaya memaksimalkan pengalaman perjalanan mereka dengan memperluas perjalanan bisnis untuk kesenangan pribadi. 

Mereka menyadari bahwa bepergian untuk bisnis juga menawarkan kesempatan untuk menjelajahi destinasi dan budaya baru. Dengan menggabungkan perjalanan bisnis dan liburan, Gen-Z  juga dapat menghemat biaya perjalanan tertentu, seperti penerbangan dan akomodasi, yang mungkin ditanggung oleh perusahaan.

Seiring berjalannya abad ke-21, paradigma lama pemasaran dan perjalanan yang ditujukan pada generasi baby boomer dan Generasi X perlahan-lahan akan tersingkir. 

Paradigma perjalanan baru yang menekankan individualitas, keberlanjutan, keaslian, dan pengaruh online dibandingkan paket wisata ke destinasi tradisional kini sedang bermunculan. Generasi muda menghabiskan lebih banyak waktu untuk bepergian, rata-rata melakukan tiga perjalanan wisata dalam setahun, seiring dengan Gen-Z yang memadukan pekerjaan dan perjalanan ke dalam bentuk baru nomaden digital. Apakah kamu juga sama?


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH