End Google Analytics -->
FITNESS & HEALTH

Kondisi Paru-paru Menyusut karena Vape, Ini Bahaya Menggunakannya

Medcom
Selasa 31 Januari 2023 / 13:15
Jakarta: Chris Chee, asal Malaysia membagi kisah tentang salah satu keluarganya mengalami penyusutan paru-paru. Chris membagikan cerita itu melalui media sosial Facebook pada Juni 2022 dan viral belakangan ini.

"Jika kamu telah melakukan vaping selama lebih dari dua bulan, periksalah paru-parumu," tulis Chris, dikutip dari World of Buzz.

Chris ungkap saat itu kondisi dari keluarganya ini masih bisa diselamatkan, namun, memerlukan biaya perawatan yang sangat besar. Diketahui, area paru-paru keluarganya itu rusak dan harus diangkat melalui operasi. Bagian kanan paru-paru lebih kecil dari bagian kiri.

"Anggota keluarga saya memiliki pola pikir yang sama, sampai dia melihat pamannya mengidap akibat vaping, dan akhirnya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan," jelasnya.

Vape tidak jarang digunakan oleh masyarakat dengan alasan lebih aman dibandingkan rokok pada umumnya. Padahal, keduanya sama saja.

Menurut data dari WHO, lebih dari 7 juta orang meninggal akibat penyakit yang ditimbulkan asap rokok tiap tahunnya. Mirisnya, sekitar 890.000 kasus yang berujung kematian mesti dialami oleh perokok pasif.

Ahli di American Heart Association (AHA) tegas mengatakan, peningkatan vape di kalangan anak-anak dan remaja selama beberapa tahun terakhir menjadi ancaman kesehatan yang sangat serius. Tak cuma itu, menurut paparan dari dr. Rizal Fadli dalam Hadoloc, AHA juga mengatakan vape bisa membahayakan otak remaja, anak-anak, ataupun janin yang sedang berada di dalam kandungan.

Berdasarkan rilis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) - Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, rokok elektrik tanpa nikotin tetap bisa merusak paru-paru. Menurut sebuah studi di Amerika Serikat, rokok cair elektrik yang diberi perasa, seperti vanili dan kayu manis, bisa merusak paru-paru, meski tidak mengandung nikotin.

Dikutip dari situs Kemenkes, vape adalah alat yang pemanas cairan menjadi gumpalan aerosol (uap) untuk dihirup ke dalam paru-paru. Berbeda dengan rokok konvensional yang membakar tembakau untuk menghasilkan asap, cairan dalam produk vape mengandung berbagai kombinasi bahan, termasuk nikotin, zat kimia lain, perasa, dan bersifat racun.

Adapun dampak dalam menggunakan vape untuk kesehatan seseorang, antara lain:
 

1. Pneumotoraks spontan primer


Pneumotoraks spontan primer atau paru-paru kolaps bisa terjadi ketika ada lubang di paru-paru tempat keluarnya oksigen. Hal ini bisa terjadi cedera, seperti luka tembak atau pisau, maupun ketika gelembung udara di bagian atas paru-paru pecah dan menimbulkan robekan kecil.

Merokok dan vaping kerap dikaitkan dengan peningkatan risiko pecahnya lepuh atau gelembung udara tersebut, sehingga menyebabkan kolaps paru-paru. Tanda-tanda paru-paru yang kolaps meliputi nyeri dada atau bahu yang tajam, sesak napas, dan sulit bernafas.
 

2. Meningkatkan risiko kanker paru-paru


Vape kemungkinan bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru. Vaping pun juga memasukkan sejumlah bahan kimia ke dalam paru-paru, sama seperti rokok pada umumnya. Meskipun begitu, sampai saat ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
 

3. Pneumonia Lipoid


Pneumonia lipoid diketahui berkembang ketika asam lemak (bahan penyusun lemak) masuk ke paru-paru. Pneumonia lipoid terkait vaping adalah hasil dari menghirup zat berminyak yang ditemukan dalam e-liquid, memicu respons inflamasi di paru-paru.

Menurut ahli bedah kanker paru-paru Hopkins, Stephen Broderick, tidak ada pengobatan yang baik untuk pneumonia lipoid. Sejauh ini, gejala pneumonia lipoid meliputi batuk kronis, sesak napas, dan batuk darah atau lendir bercampur darah.

Itulah dampak dari penggunaan vape. Baik vape maupun rokok pada umumnya pun sama-sama menghasilkan dampak yang buruk terhadap kesehatan. Maka dari itu, sebaiknya kamu perlu menghindari vape untuk menjaga kesehatan.

Aulia Putriningtias
(FIR)

MOST SEARCH