FITNESS & HEALTH
RSUP Prof. dr. I Gusti Ngoerah di Bali Terapkan Teknologi Terkini dalam Penanganan Stroke
Yatin Suleha
Minggu 01 Januari 2023 / 13:00
Jakarta: Hari Stroke Sedunia (World Stroke Day) diperingati setiap tanggal 29 Oktober. Dan dalam data yang dipaparkan oleh Direktur P2PTM Kemenkes Eva Susanti dalam Temu Media Hari Stroke Sedunia 2022 lalu disebutkan bahwa, "Prevalensi stroke di Indonesia secara nasional itu sudah mencapai 10,9 per mil. Itu dari data Riskesdas tahun 2018,” katanya Oktober silam di sesi peringatan Hari Stroke Sedunia 2022.
Dan prevalensi stroke menurut data World Stroke Organization menunjukkan bahwa setiap tahunnya ada 13,7 juta kasus baru stroke, dan sekitar 5,5 juta kematian terjadi akibat penyakit stroke.
Sekitar 70 persen penyakit stroke dan 87 persen kematian dan disabilitas akibat stroke terjadi pada negara berpendapatan rendah dan menengah. Selama 15 tahun terakhir, rata-rata stroke terjadi dan menyebabkan kematian lebih banyak pada negara berpendapatan rendah dan menengah dibandingkan dengan negara berpendapatan tinggi.
Dan kabar menaiknya adalah, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I Gusti Ngoerah Bali menerapkan teknologi terkini dalam penanganan stroke. Keberhasilan tersebut dicapai atas pengampuan dari RS PON.
Rumah sakit Prof. dr. I Gusti Ngoerah merupakan rumah sakit yang diampu oleh RS PON. Program pengampuan ini diharapkan bisa dilakukan oleh RSUP I Gusti Ngurah terhadap sejumlah RS di kabupaten/kota di Bali dan sebagian rumah sakit yang ada di NTB maupun NTT.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi tindakan coiling yang dilakukan RSUP Ngoerah dengan program pengampuan dari RS PON.
“Selamat atas terselenggaranya aktivitas coiling di RS Ngoerah. Di sisa waktu saya sebagai Menkes ingin sekali menyelesaikan transformasi pilar kedua yaitu transformasi sistem layanan rujukan dengan memastikan bahwa seluruh rumah sakit di kabupaten/kota dan provinsi bisa melayani standar layanan kesehatan tertentu,” ujar Menkes Budi pekan lalu di Jakarta.
Dikatakan Menkes Budi, stroke merupakan penyakit yang menyebabkan kualitas hidup seseorang menjadi buruk. Jumlah kasus meninggal bisa mencapai hingga ribuan setiap tahun. Bahkan kasus kecacatan bisa lebih tinggi dua kali lipat dari kasus kematian.

(Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I Gusti Ngoerah Bali menerapkan teknologi terkini dalam penanganan stroke. Keberhasilan tersebut dicapai atas pengampuan dari RS PON. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
“Oleh karena itu saya benar-benar minta rumah sakit RS PON untuk mengaktifkan fungsi pengampuannya dan mesti diingat-ingat targetnya adalah 34 provinsi harus bisa bedah otak terbuka, dan RS PON juga harus memastikan 514 kabupaten/kota bisa melakukan intervensi non bedah seperti Coiling,” ungkap Menkes.
Direktur Utama RS PON dr. Mursyid Bustami mengatakan tim sedang melakukan tindakan coiling.
“Ini merupakan suatu program pengampuan yang kami lakukan di berbagai rumah di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Secara garis besar penyebab stroke ada dua yakni stroke karena penyumbatan pembuluh darah dan stroke karena pecahnya pembuluh darah. Sebagian dari yang pecah pembuluh darah itu disebabkan oleh pecahnya aneurisma.
Dikatakan dr. Mursyid, aneurisma itu adalah satu titik lemah yang membentuk kantong di pembuluh darah di otak yang memang sudah ada dan suatu saat bakal pecah. Penyebab pecah terbanyak adalah karena tegangan darah tinggi.
“Jadi pada pasien ini tentunya untuk menghindari risiko terjadinya pecah pembuluh darah itu maka harus dilakukan suatu tindakan,” kata dr. Mursyid.
Ada dua tindakan yang bisa dilakukan. Pertama adalah tindakan Coiling, dengan memasukkan koil seperti kawat atau benang ke dalam kantong yang bakal pecah. Yang kedua adalah tindakan Clipping atau melakukan klip (penjepitan).
“Yang hari ini dilakukan adalah coiling. Untuk melakukan ini diperlukan SDM dan sarana prasarana yang memadai. Di RSUP Ngoerah ini alatnya semuanya sudah ada, kamar Cath Lab-nya sudah memenuhi syarat, dan SDM-nya pun sudah ada,” tutur dr. Mursyid.
Yang dilakukan pada 26 Desember lalu, adalah salah satu tindakan untuk menyumbat pembuluh darah yang berpotensi pecah pada suatu waktu tertentu. Pasien ini berasal dari Nusa Tenggara Timur dari Lembata.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. I Nyoman Gede Anom mengatakan stroke ini adalah satu dari empat penyebab kematian terbanyak. Ke depan RSUP Ngoerah harus mampu melakukan pengampuan terhadap rumah sakit rumah sakit di kabupaten/kota di Provinsi Bali.
“Kami di Bali ada sembilan kabupaten/kota yang memiliki Rumah Sakit Madya dan satu Rumah Sakit Provinsi. Nanti ke depan akan diadakan juga kegiatan Rumah Sakit Pengampuan ya mungkin diampu oleh Rumah Sakit Umum Ngoerah,” pungkas dr. I Nyoman.
(TIN)
Dan prevalensi stroke menurut data World Stroke Organization menunjukkan bahwa setiap tahunnya ada 13,7 juta kasus baru stroke, dan sekitar 5,5 juta kematian terjadi akibat penyakit stroke.
Sekitar 70 persen penyakit stroke dan 87 persen kematian dan disabilitas akibat stroke terjadi pada negara berpendapatan rendah dan menengah. Selama 15 tahun terakhir, rata-rata stroke terjadi dan menyebabkan kematian lebih banyak pada negara berpendapatan rendah dan menengah dibandingkan dengan negara berpendapatan tinggi.
Dan kabar menaiknya adalah, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I Gusti Ngoerah Bali menerapkan teknologi terkini dalam penanganan stroke. Keberhasilan tersebut dicapai atas pengampuan dari RS PON.
Rumah sakit Prof. dr. I Gusti Ngoerah merupakan rumah sakit yang diampu oleh RS PON. Program pengampuan ini diharapkan bisa dilakukan oleh RSUP I Gusti Ngurah terhadap sejumlah RS di kabupaten/kota di Bali dan sebagian rumah sakit yang ada di NTB maupun NTT.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi tindakan coiling yang dilakukan RSUP Ngoerah dengan program pengampuan dari RS PON.
“Selamat atas terselenggaranya aktivitas coiling di RS Ngoerah. Di sisa waktu saya sebagai Menkes ingin sekali menyelesaikan transformasi pilar kedua yaitu transformasi sistem layanan rujukan dengan memastikan bahwa seluruh rumah sakit di kabupaten/kota dan provinsi bisa melayani standar layanan kesehatan tertentu,” ujar Menkes Budi pekan lalu di Jakarta.
Dikatakan Menkes Budi, stroke merupakan penyakit yang menyebabkan kualitas hidup seseorang menjadi buruk. Jumlah kasus meninggal bisa mencapai hingga ribuan setiap tahun. Bahkan kasus kecacatan bisa lebih tinggi dua kali lipat dari kasus kematian.

(Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I Gusti Ngoerah Bali menerapkan teknologi terkini dalam penanganan stroke. Keberhasilan tersebut dicapai atas pengampuan dari RS PON. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
“Oleh karena itu saya benar-benar minta rumah sakit RS PON untuk mengaktifkan fungsi pengampuannya dan mesti diingat-ingat targetnya adalah 34 provinsi harus bisa bedah otak terbuka, dan RS PON juga harus memastikan 514 kabupaten/kota bisa melakukan intervensi non bedah seperti Coiling,” ungkap Menkes.
Direktur Utama RS PON dr. Mursyid Bustami mengatakan tim sedang melakukan tindakan coiling.
“Ini merupakan suatu program pengampuan yang kami lakukan di berbagai rumah di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Secara garis besar penyebab stroke ada dua yakni stroke karena penyumbatan pembuluh darah dan stroke karena pecahnya pembuluh darah. Sebagian dari yang pecah pembuluh darah itu disebabkan oleh pecahnya aneurisma.
Dikatakan dr. Mursyid, aneurisma itu adalah satu titik lemah yang membentuk kantong di pembuluh darah di otak yang memang sudah ada dan suatu saat bakal pecah. Penyebab pecah terbanyak adalah karena tegangan darah tinggi.
“Jadi pada pasien ini tentunya untuk menghindari risiko terjadinya pecah pembuluh darah itu maka harus dilakukan suatu tindakan,” kata dr. Mursyid.
Ada dua tindakan yang bisa dilakukan. Pertama adalah tindakan Coiling, dengan memasukkan koil seperti kawat atau benang ke dalam kantong yang bakal pecah. Yang kedua adalah tindakan Clipping atau melakukan klip (penjepitan).
“Yang hari ini dilakukan adalah coiling. Untuk melakukan ini diperlukan SDM dan sarana prasarana yang memadai. Di RSUP Ngoerah ini alatnya semuanya sudah ada, kamar Cath Lab-nya sudah memenuhi syarat, dan SDM-nya pun sudah ada,” tutur dr. Mursyid.
Yang dilakukan pada 26 Desember lalu, adalah salah satu tindakan untuk menyumbat pembuluh darah yang berpotensi pecah pada suatu waktu tertentu. Pasien ini berasal dari Nusa Tenggara Timur dari Lembata.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. I Nyoman Gede Anom mengatakan stroke ini adalah satu dari empat penyebab kematian terbanyak. Ke depan RSUP Ngoerah harus mampu melakukan pengampuan terhadap rumah sakit rumah sakit di kabupaten/kota di Provinsi Bali.
“Kami di Bali ada sembilan kabupaten/kota yang memiliki Rumah Sakit Madya dan satu Rumah Sakit Provinsi. Nanti ke depan akan diadakan juga kegiatan Rumah Sakit Pengampuan ya mungkin diampu oleh Rumah Sakit Umum Ngoerah,” pungkas dr. I Nyoman.
(TIN)