FAMILY
Jangan Takut, Begini Caranya Menghadapi Bullying di Tempat Kerja
Yuni Yuli Yanti
Senin 27 Juni 2022 / 09:00
Jakarta: Salah satu bentuk intoleransi yang masih kerap terjadi di lingkungan kerja adalah workplace bullying, yaitu serangkaian perilaku yang dilakukan secara sengaja dan berulang untuk mengintimidasi, menjatuhkan atau menyakiti orang lain di tempat kerja.
Misalnya, kekerasan fisik, verbal, pengucilan/pemboikotan, sabotase pekerjaan, dan lain sebagainya. Bahkan, workplace bullying bisa dilakukan secara langsung, maupun secara online (via telepon, atau cyberbullying).
Tara de Thouars, BA, M. Psi. selaku Psikolog Klinis Dewasa mengatakan perilaku bullying kerap melibatkan tiga pihak. Pertama adalah pelaku yang kebanyakan menyerang titik lemah target agar mereka terlihat berkuasa sehingga menutupi ketidakmampuan atau ketidakpuasan dalam dirinya.
"Kemudian target, yang secara sengaja dan berulang dipermalukan sehingga berpotensi mengalami berbagai efek psikologis yang mengganggu keseharian dan produktivitas. Ketiga adalah saksi, yang tanpa pemahaman yang cukup mengenai cara menghadapi situasi workplace bullying, seringkali hanya berdiam diri. Padahal, saksi memiliki peranan yang sangat penting untuk mengintervensi perilaku tidak menyenangkan tersebut," jelas Tara dalam acara webinar virtual PT. Unilever Indonesia Tbk dan Campus Marketeers Club, pada Jumat (24/6).

(Tara menegaskan bullying tidak merepresentasikan isu tentang targetnya, tapi merepresentasikan isu tentang pelakunya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Lebih lanjut, Tara juga menyebutkan cara menghadapi workplace bullying jika kamu adalah korban atau pun saksi dari perilaku tidak menyenangkan tersebut, yang bisa dilakukan adalah:
menunjukkan rasa kesal atau terluka karena tindakan mereka. Maka, latih diri untuk memiliki batasan emosional yang sehat sehingga kita tidak bereaksi dan merasa buruk terhadap diri sendiri.
(yyy)
Misalnya, kekerasan fisik, verbal, pengucilan/pemboikotan, sabotase pekerjaan, dan lain sebagainya. Bahkan, workplace bullying bisa dilakukan secara langsung, maupun secara online (via telepon, atau cyberbullying).
Tara de Thouars, BA, M. Psi. selaku Psikolog Klinis Dewasa mengatakan perilaku bullying kerap melibatkan tiga pihak. Pertama adalah pelaku yang kebanyakan menyerang titik lemah target agar mereka terlihat berkuasa sehingga menutupi ketidakmampuan atau ketidakpuasan dalam dirinya.
"Kemudian target, yang secara sengaja dan berulang dipermalukan sehingga berpotensi mengalami berbagai efek psikologis yang mengganggu keseharian dan produktivitas. Ketiga adalah saksi, yang tanpa pemahaman yang cukup mengenai cara menghadapi situasi workplace bullying, seringkali hanya berdiam diri. Padahal, saksi memiliki peranan yang sangat penting untuk mengintervensi perilaku tidak menyenangkan tersebut," jelas Tara dalam acara webinar virtual PT. Unilever Indonesia Tbk dan Campus Marketeers Club, pada Jumat (24/6).

(Tara menegaskan bullying tidak merepresentasikan isu tentang targetnya, tapi merepresentasikan isu tentang pelakunya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Lebih lanjut, Tara juga menyebutkan cara menghadapi workplace bullying jika kamu adalah korban atau pun saksi dari perilaku tidak menyenangkan tersebut, yang bisa dilakukan adalah:
1. Tetap tenang
Pelaku bullying seringkali ingin memancing reaksi dan merasa senang bila targetmenunjukkan rasa kesal atau terluka karena tindakan mereka. Maka, latih diri untuk memiliki batasan emosional yang sehat sehingga kita tidak bereaksi dan merasa buruk terhadap diri sendiri.
2. Atasi masalah secara langsung
Coba bicara dan tegaskan pendapat atau perasaan kamu saat berkomunikasi dengan pelaku.3. Laporkan pada atasan atau HRD
Lakukan dengan komunikasi yang tepat sehingga mereka dapat membantu mencari jalan keluar terbaik.4. Dokumentasikan
Catat jam, lokasi, dan siapa saja yang berada di dekat kamu saat peristiwa itu terjadi sehingga dapat membantu saat kita ingin melaporkan perlakuan tersebut.5. Jangan ragu untuk berbicara dengan orang lain
Baik itu dengan rekan kerja, sahabat, atau terapis jika perlu, karena hal ini dapat membantu kita mengatasi efek bullying yang dirasakan.6. Jaga rasa percaya diri dan pikiran positif
Bullying tidak merepresentasikan isu tentang targetnya, tapi merepresentasikan isu tentang pelakunya. Seringkali terget jadi merasa diri kurang, buruk, jelek. Padahal, ini bukan tentang korban, tapi tentang pelakunya.(yyy)