Jakarta: Mengasuh anak adalah pekerjaan paling memuaskan yang pernah kita miliki, tetapi bukannya tanpa tantangan. Kehidupan keluarga modern bisa membuat stres dan dengan berbagai tekanan pada keluarga tidak selalu mudah.
Studi Priory Group memperlihatkan 40% dari 1.000 orang tua menganggap gambaran ideal mengenai parenting yang tersebar di social media telah memicu kecemasan mereka. Di tengah fenomena ini, tekanan sebagai orang tua ternyata lebih banyak dirasakan oleh para ibu.
Pada akhirnya, orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak mereka dan hubungan orang tua-anak yang kuat dapat membantu menghasilkan hasil yang lebih baik bagi anak-anak. Oleh karena itu dibutuhkan bonding antar orang tua dan anak agar mendapatkan hasil parenting yang diinginkan.
"Hal terpenting dari perjalanan sebagai orang tua adalah membangun ikatan emosional yang erat dengan anak mereka, yang dapat diciptakan melalui momen-momen bonding yang bermakna,” Beber Samanta Elsener, M.Psi, Psikolog Anak dan Keluarga.
Menurut dr. Samanta, momen bonding yang terbaik adalah dengan skin to skin, dengan kontak yang dilakukan minimal 10-20 detik untuk menstimulasinya. Bayi pun akan merasa aman dan nyaman.
"Kami bertiga selalu punya waktu untuk membangun attachment secara fisik maupun emosional. Misalnya saat memandikan Issa Xander Djokosoetono, momen ini jadi kesempatan buatku dan suami untuk menyentuh Issa dengan lembut dan berkomunikasi sambil bercanda." Ucap Nikita Willy di Festival Zwitsal #MomenBondingBermakna.
"Kami juga selalu dan harus breakfast bersama, dan punya rutinitas menemani Issa makan di jam 5 sore. Jadi kalau aku ada kerjaan jam setengah 5 harus udah pulang buat nemenin baby Izz makan." tambahnya.
Momen bonding antara orang tua dan anak sangat penting untuk dilakukan terutama di 1000 Hari Pertama Kehidupan yang krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Nikita Willy juga menutup kalimatnya dengan harapan agar ia dan suami bisa selalu diingat oleh baby Issa.
"Melalui momen-momen seperti ini, aku harap Issa percaya bahwa aku dan suami selalu bisa jadi orang-orang pertama yang dapat ia andalkan hingga nanti," katanya.
Nandhita Nur Fadjriah
(FIR)
Studi Priory Group memperlihatkan 40% dari 1.000 orang tua menganggap gambaran ideal mengenai parenting yang tersebar di social media telah memicu kecemasan mereka. Di tengah fenomena ini, tekanan sebagai orang tua ternyata lebih banyak dirasakan oleh para ibu.
Pada akhirnya, orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak mereka dan hubungan orang tua-anak yang kuat dapat membantu menghasilkan hasil yang lebih baik bagi anak-anak. Oleh karena itu dibutuhkan bonding antar orang tua dan anak agar mendapatkan hasil parenting yang diinginkan.
"Hal terpenting dari perjalanan sebagai orang tua adalah membangun ikatan emosional yang erat dengan anak mereka, yang dapat diciptakan melalui momen-momen bonding yang bermakna,” Beber Samanta Elsener, M.Psi, Psikolog Anak dan Keluarga.
Menurut dr. Samanta, momen bonding yang terbaik adalah dengan skin to skin, dengan kontak yang dilakukan minimal 10-20 detik untuk menstimulasinya. Bayi pun akan merasa aman dan nyaman.
"Kami bertiga selalu punya waktu untuk membangun attachment secara fisik maupun emosional. Misalnya saat memandikan Issa Xander Djokosoetono, momen ini jadi kesempatan buatku dan suami untuk menyentuh Issa dengan lembut dan berkomunikasi sambil bercanda." Ucap Nikita Willy di Festival Zwitsal #MomenBondingBermakna.
"Kami juga selalu dan harus breakfast bersama, dan punya rutinitas menemani Issa makan di jam 5 sore. Jadi kalau aku ada kerjaan jam setengah 5 harus udah pulang buat nemenin baby Izz makan." tambahnya.
Momen bonding antara orang tua dan anak sangat penting untuk dilakukan terutama di 1000 Hari Pertama Kehidupan yang krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Nikita Willy juga menutup kalimatnya dengan harapan agar ia dan suami bisa selalu diingat oleh baby Issa.
"Melalui momen-momen seperti ini, aku harap Issa percaya bahwa aku dan suami selalu bisa jadi orang-orang pertama yang dapat ia andalkan hingga nanti," katanya.
Nandhita Nur Fadjriah
(FIR)