FAMILY
Kasus Viral Ibu Beri Bayi Kopi Susu, Inilah Efek yang Bisa Diderita Anak
Mia Vale
Senin 30 Januari 2023 / 12:23
Jakarta: Ada-ada saja polah masyarakat di media sosial. Seperti beberapa waktu belakangan ini, dunia medsos dibuat terperanjat oleh kelakuan seorang ibu yang memberi minuman kopi susu saset kepada bayinya yang masih berusia tujuh bulan. Sontak kejadian di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini banjir kecaman dari warganet.
Dan yang tak kalah mengejutkan adalah komentar sang ibu, mengapa dirinya memberikan kopi sasetan kepada bayinya. Ya, dia berdalih bahwa minuman tersebut memiliki kandungan susu yang lebih baik dibandingkan susu instan.
Tak hanya itu, ibu tersebut merasa senang karena bayinya yang awal buang air besar bisa 10 kali sehari, setelah minum kopi susu, buang air besarnya menjadi sembilan kali sehari.
Menanggapi kejadi viral tersebut, sudah pasti membuat masyarakat yang melihatnya menjadi geleng-geleng kepala dan mencibir tindakan ibu tersebut. Pasalnya, pemberian kopi atau minuman yang berkafein dapat membahayakan kesehatan bayi.
American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa bayi seharusnya tidak diberikan minuman berkafein hingga usia 12 tahun, karena sistem metabolismenya masih belum sempurna.
Dilansir dari situs resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Etik Wahyuningsih Dosen S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya pun menyebut efek samping kafein kepada bayi lebih berbahaya dibandingkan orang dewasa bahkan bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan yang serius.

(Dinukil dari HealthLine, kafein mungkin membuat orang dewasa merasa lebih waspada, segar, seimbang, dan siap menangani daftar tugas yang panjang. Tapi, tubuh bayi tidak dapat menanganinya dengan mudah. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Menurutnya, dampak yang pertama adalah bayi sulit tidur, rewel dan gelisah. Susah tidur ini akan mengganggu pertumbuhan karena saat tidur tubuh menghasilkan hormon pertumbuhan.
Kedua, karena kafein mengandung zat psikoaktif, bayi yang minum kopi untuk jangka panjang bisa menyebabkan efek kecanduan. Etik pun mengatakan kalau kopi juga mengandung pitat di mana dapat menghambat penyerapan vitamin dan mineral.
Sehingga pertumbuhan bayi terganggu. Pitat merupakan antinutrien yang menghambat penyerapan vitamin dan mineral. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada bayi.
Selanjutnya, efek yang bisa ditimbulkan adalah penyerapan kalsium yang berperan dalam proses pertumbuhan tulang, penyerapan besi dan magnesium yang dibutuhkan untuk perkembangan otak juga bisa terhambat. Dan akibatnya bisa menyebabkan stunting pada anak.
Dampak lainnya, bisa memicu obesitas, meningkatkan asam lambung, berisiko dehidrasi, dan tentunya diare. Karena sistem pencernaan bayi yang belum sempurna. Maka tidak heran bila bayi tujuh bulan tersebut mengalami BAB sebanyak sembilan kali sehari.
Seperti halnya yang dinukil dari HealthLine, kafein mungkin membuat orang dewasa merasa lebih waspada, segar, seimbang, dan siap menangani daftar tugas yang panjang.
Tapi, tubuh bayi tidak dapat menanganinya dengan mudah, dan jumlah yang lebih kecil dapat memengaruhi fungsinya. Pada bayi, mungkin bereaksi terhadap kafein dengan bertindak gelisah, cemas, atau mudah tersinggung. Bahkan, mungkin saja bayi mengalami gejala seperti kolik.
Akibat kasus viral ini, Jokowi selaku Presiden pun ikut menyorotinya. Dalam sambutannya saat membuka Rapat Kerja Nasional Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) di Jakarta Timur beberapa waktu lalu, ia memperingatkan para orang tua bahwa tubuh fisik bayi tidak dapat menahan pengaruh minuman semacam itu.
“Kata ibu kopi susu itu bermanfaat untuk bayi karena mengandung susu. Hati-hati. Ginjal dan jantung anak tidak kuat menahan efek kopi,” imbuh Presiden.
(TIN)
Dan yang tak kalah mengejutkan adalah komentar sang ibu, mengapa dirinya memberikan kopi sasetan kepada bayinya. Ya, dia berdalih bahwa minuman tersebut memiliki kandungan susu yang lebih baik dibandingkan susu instan.
Tak hanya itu, ibu tersebut merasa senang karena bayinya yang awal buang air besar bisa 10 kali sehari, setelah minum kopi susu, buang air besarnya menjadi sembilan kali sehari.
Membahayakan bayi
Menanggapi kejadi viral tersebut, sudah pasti membuat masyarakat yang melihatnya menjadi geleng-geleng kepala dan mencibir tindakan ibu tersebut. Pasalnya, pemberian kopi atau minuman yang berkafein dapat membahayakan kesehatan bayi.
American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa bayi seharusnya tidak diberikan minuman berkafein hingga usia 12 tahun, karena sistem metabolismenya masih belum sempurna.
Dilansir dari situs resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Etik Wahyuningsih Dosen S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya pun menyebut efek samping kafein kepada bayi lebih berbahaya dibandingkan orang dewasa bahkan bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan yang serius.

(Dinukil dari HealthLine, kafein mungkin membuat orang dewasa merasa lebih waspada, segar, seimbang, dan siap menangani daftar tugas yang panjang. Tapi, tubuh bayi tidak dapat menanganinya dengan mudah. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Menurutnya, dampak yang pertama adalah bayi sulit tidur, rewel dan gelisah. Susah tidur ini akan mengganggu pertumbuhan karena saat tidur tubuh menghasilkan hormon pertumbuhan.
Kedua, karena kafein mengandung zat psikoaktif, bayi yang minum kopi untuk jangka panjang bisa menyebabkan efek kecanduan. Etik pun mengatakan kalau kopi juga mengandung pitat di mana dapat menghambat penyerapan vitamin dan mineral.
Sehingga pertumbuhan bayi terganggu. Pitat merupakan antinutrien yang menghambat penyerapan vitamin dan mineral. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada bayi.
Selanjutnya, efek yang bisa ditimbulkan adalah penyerapan kalsium yang berperan dalam proses pertumbuhan tulang, penyerapan besi dan magnesium yang dibutuhkan untuk perkembangan otak juga bisa terhambat. Dan akibatnya bisa menyebabkan stunting pada anak.
Dampak lainnya, bisa memicu obesitas, meningkatkan asam lambung, berisiko dehidrasi, dan tentunya diare. Karena sistem pencernaan bayi yang belum sempurna. Maka tidak heran bila bayi tujuh bulan tersebut mengalami BAB sebanyak sembilan kali sehari.
Seperti halnya yang dinukil dari HealthLine, kafein mungkin membuat orang dewasa merasa lebih waspada, segar, seimbang, dan siap menangani daftar tugas yang panjang.
Tapi, tubuh bayi tidak dapat menanganinya dengan mudah, dan jumlah yang lebih kecil dapat memengaruhi fungsinya. Pada bayi, mungkin bereaksi terhadap kafein dengan bertindak gelisah, cemas, atau mudah tersinggung. Bahkan, mungkin saja bayi mengalami gejala seperti kolik.
Akibat kasus viral ini, Jokowi selaku Presiden pun ikut menyorotinya. Dalam sambutannya saat membuka Rapat Kerja Nasional Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) di Jakarta Timur beberapa waktu lalu, ia memperingatkan para orang tua bahwa tubuh fisik bayi tidak dapat menahan pengaruh minuman semacam itu.
“Kata ibu kopi susu itu bermanfaat untuk bayi karena mengandung susu. Hati-hati. Ginjal dan jantung anak tidak kuat menahan efek kopi,” imbuh Presiden.
(TIN)