End Google Analytics -->
FITNESS & HEALTH

6 Langkah Ini Bisa Menyembuhkan Diri dari Pengalaman Traumatis

Mia Vale
Minggu 05 Februari 2023 / 14:00
Jakarta: Ada kesalahpahaman bahwa orang dapat dengan mudah melupakan pengalaman traumatis. Pengalaman traumatis merupakan pengalaman yang mengejutkan, menakutkan, atau berbahaya yang memengaruhi seseorang secara emosional, menurut National Institute of Mental Health. 

Itu bisa berupa bencana alam, perjuangan hidup-mati dengan penyakit seperti covid-19, kecelakaan mobil, kejahatan, kematian, atau serangan kekerasan yang membuat kamu merasa tidak berdaya, ketakutan, atau lepas kendali.

Setelah itu, seseorang mungkin bersikeras kepada orang lain dan diri sendiri bahwa kamu baik-baik saja karena secara fisik selamat. Namun bukan berarti pengalaman tersebut tidak meninggalkan luka emosional. 

Pakar kesehatan mental dan penyintas trauma akan memberikan langkah-langkah yang harus diambil untuk membantu seseorang sembuh dari pengalaman traumatis.
 

1. Akui apa yang dialami


"Ketika bahaya muncul, itu mengguncang fondasi dunia kita yang dapat diprediksi. Dengan demikian, kita bereaksi secara internal dengan neurobiologi yang bergerak ke mode 'melawan atau lari' atau fight or flight," tegas Deborah Serani, PsyD, spesialis kesehatan mental Bencana Palang Merah Amerika. 

Dan melansir dari The Healthy, ini mungkin termasuk perasaan marah, sedih, cemas, bersalah, atau bingung. kamu mungkin juga merasa mati rasa atau mudah gelisah.
 

2. Jangan menekan perasaan negatif


Terkadang, pemikiran yang terlalu positif bisa menjadi bumerang. Kamu harus membiarkan diri merasa buruk setelah pengalaman traumatis. Untuk memulihkannya perlu proses yang masuk akal bagi kita, dan kemudian bagaimana bergerak maju dengan mendapatkan kembali kekuatan diri. 

Setiap orang pulih dari trauma dengan kecepatan yang berbeda. Dengan melakukan itu, perasaan tidak berdaya dan ketakutan dapat memberi jalan bagi kekuatan dan ketahanan yang lebih besar.


(Penyembuhan emosional adalah proses mengakui, mengizinkan, menerima, mengintegrasikan, dan memproses pengalaman hidup yang menyakitkan dan emosi yang kuat. Penyembuhan emosional akan berbeda untuk setiap orang. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
 

3. Atasi emosi satu per satu


Manusia dapat merasakan 27 kategori emosi yang berbeda, dan jika mengalami trauma, kamu mungkin merasakan semuanya. Susan Mattern, pembicara yang berbasis di California Selatan mengatakan, pemulihan dari emosi-emosi itu bisa berlangsung bertahun-tahun. 

Dan solusinya harus secara bertahap menanganinya satu per satu, sampai hidup yang awalnya hanya satu warna karena trauma, berubah menjadi beberapa warna. "Lakukan sesuatu tentang salah satu emosi itu, lalu pilih yang lain," sarannya.
 

4. Temukan tujuan baru


Itu mungkin menjadi sukarelawan, mengajar kelas, merawat orang yang dicintai, atau bahkan menyelamatkan hewan. Menemukan makna baru di dunia yang telah berubah dapat membantu kamu terhubung kembali. Terkadang setelah trauma, kita menyadari bahwa tujuan yang kita miliki dalam hidup maknanya semakin berkurang.  

“Kami mulai melihat tujuan yang dibangun di atas hubungan antarmanusia, menghabiskan waktu bersama orang-orang, membantu orang lain, menemukan diri kami sendiri. Alih-alih 'melakukan', kita bisa berkonsentrasi untuk menjadi pribadi yang baru," kata Mattern.
 

5. Tetapkan tujuan kecil


Tidak mudah menemukan sesuatu untuk mengalihkan pikiran dari peristiwa traumatis, terutama jika mengalami depresi atau kecemasan. Mattern menyarankan untuk memulai dari yang kecil. 

“Buatlah tujuan-tujuan kecil. Tulis selama 10 menit, beli buku bahasa asing, dan pelajarilah, jalanlah di sekitar rumah selama beberapa langkah," imbuh Mattern. 

Langkah kecil ini akan memberi kita perasaan sukses. Ini sedikit demi sedikit akan membantu kita merasa lebih baik tentang diri sendiri.
 

6. Hubungi bantuan


Apa yang paling ingin diketahui oleh para psikolog tentang depresi, kecemasan, gangguan stres pasca-trauma, dan masalah kesehatan mental lainnya yang diakibatkan oleh trauma adalah tersedianya bantuan. 

Jika kesulitan memenuhi rutinitas harian, dan mengalami kesulitan tidur atau makan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter, praktisi perawat, atau pakar kesehatan mental untuk mengevaluasi kesehatan kita. 

Kelompok pendukung sangat baik untuk anak-anak dan orang dewasa dengan trauma ringan, tetapi untuk reaksi traumatis yang lebih sedang dan serius, terapi individu mungkin lebih efektif untuk pemulihan.

(TIN)

MOST SEARCH