FITNESS & HEALTH
Angka Positif Covid-19 di Indonesia Menurun Signifikan
Raka Lestari
Kamis 02 September 2021 / 08:05
Jakarta: Angka positivity rate atau tingkat positivitas pasien covid-19 di Indonesia mengalami penurunan. Hal ini tentu menjadi kabar yang membahagiakan. Meskipun demikian, masyarakat tetap harus melakukan protokol kesehatan dan tetap mematuhi aturan mengenai PPKM yang telah ditetapkan pemerintah.
“Angka positivitas di seluruh provinsi telah mengalami penurunan secara signifikan. Secara nasional, angka positivity mingguan kita berada pada angka 12,89,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, dalam Keterangan Pers 100 Juta Suntikan Vaksin Covid-19, pada Rabu, 1 September 2021.
Ia menambahkan, “Artinya sudah pada level sedang, yang tadinya cukup tinggi bahkan sampai di atas angka 35 persen. Pemerintah juga terus melaksanakan perbaikan dan peningkatan mutu untuk tes dengan melakukan salah satunya adalah pilihan melaksanakan metode pool test,” ujar dr. Nadia.
“Hal ini tentunya jadi tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih cepat, cakupan tes yang lebih luas, dan tentunya biaya yang lebih rendah. Dengan distribusi vaksin sebesar 15,2 juta di minggu keempat bulan Agustus ini dan 20,3 juta di minggu kelima Agustus hingga awal September nanti maka kami yakin target 2 juta dosis per hari bisa dicapai,” tambah dr. Nadia.
.jpg)
(Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan tetap waspada meski PPKM telah dilonggarkan di beberapa daerah. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Menurut dr. Nadia, dinas kesehatan provinsi perlu didorong untuk mempercepat laju distribusi vaksin dari provinsi ke kabupaten/kota mengikuti laju pengiriman pusat.
“Terutama bagi kabupaten/kota yang mudah dijangkau. Bila perlu, pemerintah daerah provinsi dapat melakukan realokasi pada kabupaten dan kota yang masih memiliki stok vaksin yang cukup banyak untuk kemudian diberikan kepada kabupaten/kota lain yang memiliki stok vaksin sedikit,” jelas dr. Nadia.
Pengiriman vaksin bagi kabupaten/kota dengan estimasi stok lebih dari 30 hari akan ditunda terlebih dahulu.
“Kabupaten/kota diberikan waktu 2 hari untuk melakukan cross check dan update terkait data stok yang telah disampaikan. Untuk memastikan tidak ada kekurangan pada saat pelaksanaan vaksinasi karena ditundanya pengiriman vaksinasi yang berddasarkan data stok yang lebih dari 30 hari,” tutur dr. Nadia.
“Tetap waspada meski PPKM telah dilonggarkan di beberapa daerah. Tetap menahan diri untuk mengurangi mobilitas, tetap disiplin menjaga protokol kesehatan di tengah pelonggaran-pelonggaran aktivitas masyarakat. Dan tentunya, segeralah untuk divaksinasi sesuai dengan jadwal vaksinnya,” tutup dr. Nadia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
“Angka positivitas di seluruh provinsi telah mengalami penurunan secara signifikan. Secara nasional, angka positivity mingguan kita berada pada angka 12,89,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, dalam Keterangan Pers 100 Juta Suntikan Vaksin Covid-19, pada Rabu, 1 September 2021.
Ia menambahkan, “Artinya sudah pada level sedang, yang tadinya cukup tinggi bahkan sampai di atas angka 35 persen. Pemerintah juga terus melaksanakan perbaikan dan peningkatan mutu untuk tes dengan melakukan salah satunya adalah pilihan melaksanakan metode pool test,” ujar dr. Nadia.
“Hal ini tentunya jadi tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih cepat, cakupan tes yang lebih luas, dan tentunya biaya yang lebih rendah. Dengan distribusi vaksin sebesar 15,2 juta di minggu keempat bulan Agustus ini dan 20,3 juta di minggu kelima Agustus hingga awal September nanti maka kami yakin target 2 juta dosis per hari bisa dicapai,” tambah dr. Nadia.
.jpg)
(Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan tetap waspada meski PPKM telah dilonggarkan di beberapa daerah. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Menurut dr. Nadia, dinas kesehatan provinsi perlu didorong untuk mempercepat laju distribusi vaksin dari provinsi ke kabupaten/kota mengikuti laju pengiriman pusat.
“Terutama bagi kabupaten/kota yang mudah dijangkau. Bila perlu, pemerintah daerah provinsi dapat melakukan realokasi pada kabupaten dan kota yang masih memiliki stok vaksin yang cukup banyak untuk kemudian diberikan kepada kabupaten/kota lain yang memiliki stok vaksin sedikit,” jelas dr. Nadia.
Pengiriman vaksin bagi kabupaten/kota dengan estimasi stok lebih dari 30 hari akan ditunda terlebih dahulu.
“Kabupaten/kota diberikan waktu 2 hari untuk melakukan cross check dan update terkait data stok yang telah disampaikan. Untuk memastikan tidak ada kekurangan pada saat pelaksanaan vaksinasi karena ditundanya pengiriman vaksinasi yang berddasarkan data stok yang lebih dari 30 hari,” tutur dr. Nadia.
“Tetap waspada meski PPKM telah dilonggarkan di beberapa daerah. Tetap menahan diri untuk mengurangi mobilitas, tetap disiplin menjaga protokol kesehatan di tengah pelonggaran-pelonggaran aktivitas masyarakat. Dan tentunya, segeralah untuk divaksinasi sesuai dengan jadwal vaksinnya,” tutup dr. Nadia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)