FITNESS & HEALTH

Wajib Tahu! Ini Jenis Penyakit Polio dan Cara Mencegahnya

Medcom
Kamis 01 Desember 2022 / 16:10
Jakarta: Indonesia dihebohkan oleh munculnya Polio pada anak berusia 7 tahun di Aceh. Bahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi mendeklarasikan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di seluruh Provinsi Indonesia.

Polio merupakan sebuah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang sangat menular, tapi bisa dicegah melalui imunisasi polio.

Penyebaran virus polio dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio, atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus polio.

Virus ini juga dapat menyebar melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin, meski lebih jarang terjadi. Setelah seseorang terpapar virus polio, maka virus ini kemudian dapat menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah.

Dilansir dari Alodokter, gejala penderita polio pada awalnya sering tidak disadari, karena hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali. Berdasarkan gejalanya, terdapat dua jenis polio, yaitu polio non paralisis dan polio paralisis.
 

Polio Non Paralisis


Jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan, dan gejala ini berlangsung selama 1-10 hari dan akan menghilang dengan sendirinya.

Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, radang tenggorokan, muntah, otot terasa lemah, kaku di bagian leher dan punggung, nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai.

 

Polio Paralisis


Jenis polio yang berbahaya karena menyebabkan kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen. Untuk gejala awal yang terjadi serupa dengan gejala polio non paralisis, namun setelah 1 minggu, akan ada gejala lain yang mengikuti seperti hilangnya refleks tubuh, ketegangan otot yang terasa nyeri, tungkai atau lengan terasa lemah.

Menurut dr. Abi Noya selaku Medical Content Marketing Senior Manager dari Alodokter, jika sudah terkena polio, maka penanganannya akan sulit sekali dilakukan. Terlebih hingga kini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan polio sepenuhnya.

Pengobatan yang ada saat ini umumnya baru mampu untuk meringankan keluhan, memperlambat perjalanan penyakitnya, dan mencegah komplikasi.  Belum lagi, penyakit ini menular.

“Makanya, kalau anak tidak mendapatkan imunisasi polio, ia akan lebih berisiko terserang polio dan menyebarkannya ke anak yang lain,” kata dr. Abi Noya.

Untuk melakukan pencegahan pada anak, orang tua bisa melakukan hal-hal ini, antara lain:
 

1. Berikan Imunisasi Bagi Buah Hati Tercinta


Pencegahan polio dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi polio. Vaksin polio mampu memberikan anak kekebalan terhadap penyakit polio, secara aman dan efektif.

Tanpa imunisasi polio, anak menjadi rentan terinfeksi polio dan juga berisiko menyebarkannya kepada anak-anak lain di sekitarnya.

Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin polio oral (OPV) yang diteteskan ke mulut bayi, dapat diberikan segera setelah lahir, kemudian saat usia 2, 3, 4, dan 18 bulan.

Untuk memastikan kebutuhan imunisasi anak sesuai usianya, orang tua dapat mengunjungi puskesmas maupun posyandu di sekitar tempat tinggal.

 

2. Periksakan Si Kecil ke Dokter Anak Secara Berkala


Memeriksakan si kecil ke dokter anak penting untuk membantu orang tua memantau tumbuh kembangnya secara saksama. Ditambah, untuk mengantisipasi jika terdapat suatu kondisi maupun penyakit, yang tanda atau gejalanya sulit dikenali oleh orang awam, termasuk polio.

Jika anak menunjukkan gejala-gejala polio, seperti yang telah disebutkan, ada baiknya untuk segera memeriksakannya ke dokter anak.

Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH