FITNESS & HEALTH

Studi: Pandemi Memicu Tingginya Kasus Obesitas pada Orang Dewasa dan Anak-anak

Raka Lestari
Kamis 03 Maret 2022 / 07:00
Jakarta: Salah satu dampak pandemi covid-19 dari segi kesehatan adalah peningkatan jumlah obesitas pada masyarakat. Peningkatan kasus obesitas ini harus diperhatikan mengingat obesitas bisa menjadi pemicu berbagai masalah kesehatan lainnya. Mulai dari diabetes, stroke, hingga penyakit jantung.

“Terkait dengan peningkatan prevalensi obesitas pada saat pandemi dibandingkan sebelum pandemi, angka pastinya kita belum dapatkan secara nasional,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes Elvieda Sariwati, dalam Peringatan Hari Obesitas Sedunia, pada Rabu, 2 Maret 2022.

Menurutnya, meskipun angka kenaikan kasus obesitas di Indonesia sampai saat ini belum bisa dipastikan namun berdasarkan studi-studi kecil yang dilakukan oleh universitas ataupun organisasi menunjukkan adanya peningkatan. 

“Kalau kita melihat data dari CDC Amerika Serikat, dari studi kohort yang dilakukan pada pasien-pasien di rumah sakit terjadi peningkatan dua kali lipat dari sebelum pandemi ke pandemi. Jadi pada saat pandemi ini meningkat dua kali lipat dibanding sebelum pandemi. Itu yang ada, tapi kalau data Indonesia secara nasional kita belum punya,” ungkap Elvieda.


(Peningkatan kasus obesitas ini harus diperhatikan mengingat obesitas bisa menjadi pemicu berbagai masalah kesehatan seperti diabetes, stroke hingga jantung. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)


Tidak hanya pada orang dewasa, obesitas pada anak juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. “Jadi memang yang perlu kita waspadai adalah sudah terjadi komorbiditas. Komorbiditas ada banyak, mulai dari kepala sampai ujung kaki,” tambah dr. Windra Pratika, Sp.A.

“Misalnya, anaknya saat tidur ngorok. Jangan-jangan sudah terjadi obstructive sleep apnea syndrome (OSA). Atau mungkin anaknya mengalami nyeri perut di kuadran kanan atas. Jangan-jangan sudah terjadi hepatomegali, atau mungkin ada batu empedu. Bisa terjadi pada komorbid dari obesitas sendiri,” jelas dr. Windra.

Ia menambahkan jika anaknya gemuk tapi di belakang lehernya seperti ada akantosis nigrikans. Haruslah diperiksa lebih jauh, jangan-jangan sudah terjadi resistensi insulin atau sudah terjadi diabetes mellitus tipe 2 pada anak tersebut. "Itulah mungkin warning-warning sign pada anak obesitas. Jadi pada anak obesitas yang sudah terjadi komorbiditas, inilah yang harus segera kita tatalaksana,” tutup dr. Windra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH