FITNESS & HEALTH
Kenali Jenis Penyakit Polio dan Cara Mencegahnya
Medcom
Rabu 15 Februari 2023 / 18:12
Jakarta: Pada 2022 lalu, Indonesia dihebohkan oleh munculnya Polio pada anak berusia 7 tahun di Aceh. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun sampai mendeklarasikan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di seluruh provinsi Indonesia pada saat itu.
Polio sendiri merupakan sebuah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang sangat menular, tapi bisa dicegah melalui imunisasi polio.
Penyebaran virus polio pun bisa terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio, atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus polio.
Virus ini juga dapat menyebar melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin, meski lebih jarang terjadi. Setelah seseorang terpapar virus polio, maka virus ini kemudian dapat menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah.
Dilansir dari Alodokter, gejala penderita polio biasanya pada awalnya sering tidak disadari, karena hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali. Berdasarkan gejalanya, terdapat dua jenis polio, yaitu polio nonparalisi dan polio paralisis.
Berikut adalah detail gejala tersebut:
Jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan, dan gejala ini berlangsung selama 1-10 hari dan akan menghilang dengan sendirinya.
Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, radang tenggorokan, muntah, otot terasa lemah, kaku di bagian leher dan punggung, nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai.
Jenis polio yang berbahaya karena menyebabkan kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen.
Untuk gejala awal yang terjadi serupa dengan gejala polio nonparalisis, namun setelah 1 minggu, akan ada gejala lain yang mengikuti seperti hilangnya refleks tubuh, ketegangan otot yang terasa nyeri, tungkai atau lengan terasa lemah.
Untuk melakukan pencegahan pada anak, orang tua bisa melakukan hal-hal ini, antara lain:
Pencegahan polio dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi polio. Vaksin polio mampu memberikan anak kekebalan terhadap penyakit polio, secara aman dan efektif.
Tanpa imunisasi polio, anak menjadi rentan terinfeksi polio dan juga berisiko menyebarkannya kepada anak-anak lain di sekitarnya.
Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin polio oral (OPV) yang diteteskan ke mulut bayi, dapat diberikan segera setelah lahir, kemudian saat usia 2, 3, 4, dan 18 bulan.
Untuk memastikan kebutuhan imunisasi anak sesuai usianya, orang tua dapat mengunjungi puskesmas maupun posyandu di sekitar tempat tinggal.
Periksa ke dokter anak penting untuk membantu orang tua memantau tumbuh kembangnya secara saksama. Ditambah, untuk mengantisipasi jika terdapat suatu kondisi maupun penyakit, yang tanda atau gejalanya sulit dikenali oleh orang awam, termasuk polio.
Jika anak menunjukkan gejala-gejala polio, seperti yang telah disebutkan, ada baiknya untuk segera memeriksakannya ke dokter anak.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Polio sendiri merupakan sebuah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang sangat menular, tapi bisa dicegah melalui imunisasi polio.
Penyebaran virus polio pun bisa terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita polio, atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus polio.
Virus ini juga dapat menyebar melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin, meski lebih jarang terjadi. Setelah seseorang terpapar virus polio, maka virus ini kemudian dapat menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah.
Dilansir dari Alodokter, gejala penderita polio biasanya pada awalnya sering tidak disadari, karena hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali. Berdasarkan gejalanya, terdapat dua jenis polio, yaitu polio nonparalisi dan polio paralisis.
Berikut adalah detail gejala tersebut:
- Polio Nonparalisis
Jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan, dan gejala ini berlangsung selama 1-10 hari dan akan menghilang dengan sendirinya.
Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, radang tenggorokan, muntah, otot terasa lemah, kaku di bagian leher dan punggung, nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai.
- Polio Paralisis
Jenis polio yang berbahaya karena menyebabkan kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen.
Untuk gejala awal yang terjadi serupa dengan gejala polio nonparalisis, namun setelah 1 minggu, akan ada gejala lain yang mengikuti seperti hilangnya refleks tubuh, ketegangan otot yang terasa nyeri, tungkai atau lengan terasa lemah.
Untuk melakukan pencegahan pada anak, orang tua bisa melakukan hal-hal ini, antara lain:
1. Berikan Imunisasi Bagi Buah Hati Tercinta
Pencegahan polio dapat dilakukan dengan melakukan imunisasi polio. Vaksin polio mampu memberikan anak kekebalan terhadap penyakit polio, secara aman dan efektif.
Tanpa imunisasi polio, anak menjadi rentan terinfeksi polio dan juga berisiko menyebarkannya kepada anak-anak lain di sekitarnya.
Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin polio oral (OPV) yang diteteskan ke mulut bayi, dapat diberikan segera setelah lahir, kemudian saat usia 2, 3, 4, dan 18 bulan.
Untuk memastikan kebutuhan imunisasi anak sesuai usianya, orang tua dapat mengunjungi puskesmas maupun posyandu di sekitar tempat tinggal.
2. Periksakan Si Kecil ke Dokter Anak Secara Berkala
Periksa ke dokter anak penting untuk membantu orang tua memantau tumbuh kembangnya secara saksama. Ditambah, untuk mengantisipasi jika terdapat suatu kondisi maupun penyakit, yang tanda atau gejalanya sulit dikenali oleh orang awam, termasuk polio.
Jika anak menunjukkan gejala-gejala polio, seperti yang telah disebutkan, ada baiknya untuk segera memeriksakannya ke dokter anak.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)